Jangan beri aku alat tulis!
Karena dalam tulisanku aku bisa menjadi orang yang romantis dan juga bengis. Tetapi tak seperti iblis yang selalu mengajak manusia berbuat keburukan. Aku harus menjadi malaikat yang mengajak manusia menunaikan kebaikan. Mengkampanyekan surga yang ada di depan mata manusia. Namun sayangnya, setan dan iblis dalam tubuhku selalu mengganggu dan mengajakku untuk ke gerbang pintu neraka.
jangan beri aku alat tulis!
Sebab itu akan membuatku asyik sendiri. Melakukan refleksi diri tentang apa yang telah aku lakukan. Membuatku malu dengan diriku sendiri karena belum berbuat yang terbaik untuk negeriku. Sebab negeriku sekarang sedang sakit. Oleh penyakit yang belum ketemu obatnya. Lebih dahsyat dari penyakit aids dan virus flu burung. membuatku termenung dan mencari kawan sehati untuk membangun negeri. Sebab yang aku tahu, negeriku sudah dikuasai oleh para bedebah yang kebal hukum dan tak tahu diri. Menangislah dan teruslah tertawa, karena dunia tak seindah surga. Meski dunia kadang tak adil, mirip lagu laskar pelangi dari nidji yang mempesona itu.
Lumpur lapindo terus meluap. Apakah ini peringatan dari Tuhan yang menguasai Bumi?
Ada jerit tangis di sana. Ada penderitaan yang terlihat dengan mata telanjang. Tapi para pejabat tetap bungkam, karena mungkin mereka sudah tak bisa melihat, dan berbicara lagi atau jangan-jangan mereka tak punya alat tulis sepertiku, sehingga mereka menjadi bisu, buta, dan tuli atas penderitaan sebagian rakyatnya.
Wahai para korban lapindo, bersabarlah. Akan ada pertolongan Allah
Jangan Beri Aku Alat Tulis
bila kalian bertakwa.
salam Blogger Persahabatan