Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar dari Pengamen Cilik

8 Mei 2010   07:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:20 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_136346" align="aligncenter" width="344" caption="Sabrina si Pengamen Cilik, Sumber: Wijaya"][/caption]

Pagi ini, Sabtu, 8 Mei 2010 saya akan menghadiri workshop Developing Curriculum. Saya berangkat dari rumah menuju telkom Jakarta Barat di Jl. Letjen S.P arman. Saya menggunakan bus kota dari dari tol jatibening bekasi menuju slipi, Jakarta Barat. Di dalam bus kota itu saya tertarik melihat seorang anak kecil yang menjadi pengamen bus kota bersama kakaknya.

Diam-diam saya foto mereka dengan kamera handphone nokia yang saya bawa.

[caption id="attachment_136353" align="aligncenter" width="500" caption="Sabrina Sedang Digendong kakanya"][/caption]

Saya benar-benar terharu dan merasakan betapa teganya orang tua yang menyuruh anaknya untuk menjadi pengamen. Mengeksploitasi anak-anak untuk bisa mendapatkan rupiah. Menyuruh mereka naik turun bus kota yang membahayakan buat mereka yang masih anak-anak.

[caption id="attachment_136357" align="aligncenter" width="448" caption="Sabrina sedang Bernyanyi Menggunakan Kecekan dari Botol Aqua"][/caption]

Coba anda bayangkan, seorang anak kecil yang seharusnya masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) harus mengais rezeki menjadi pengamen cilik di dalam bus kota bersama kakaknya. Dengan modal botol aqua yang diisi beras, mereka menyanyi lagu-lagu ST 12 dan D Masiv.

[caption id="attachment_136361" align="aligncenter" width="500" caption="alat Musik Kecekan itu dibuat dari Botol Aqua Bekas yang berisi Beras"][/caption]

Dia menyanyi tanpa malu-malu lagi dihadapan kami. Lagu-lagu yang dinyanyikan pun adalah lagu-lagu  orang dewasa yang seharusnya lebih pantas dinyanyikan oleh orang dewasa.

Saya sedih sekali melihat nasib mereka. Sewaktu saya tanyakan siapa nama mereka, pada saat mereka  meminta sumbangan, kakaknya menjawab namanya Karina dan adiknya Sabrina.

[caption id="attachment_136366" align="aligncenter" width="500" caption="Haruskah anak sekecil ini Mengamen di bus Kota?"][/caption]

Sayang, saya belum sempat mengobrol banyak dengan mereka, karena harus turun di mal taman anggrek yang megah itu. Membuat saya penasaran siapa orang yang menyuruh mereka untuk pergi mengamen.

Pagi itu saya benar-benar belajar dari pengamen cilik. Mereka sudah harus mencari nafkah untuk mempertahankan hidup mereka. Inilah wajah anak jalanan yang harus mendapatkan perhatia dari pemerintah. Oleh karenanya saya bersetuju sekali dengan gerakan Seribu Tangan Cinta (STC) yang akan memperhatikan nasib mereka.

[caption id="attachment_136368" align="aligncenter" width="500" caption="Gelandangan yang Masih Tertidur di depan kantor Telkom Jak-Bar"][/caption]

Saya pun lebih terharu lagi, setelah melewati jembatan penyebrangan, masih ada gelandangan yang masih tertidur di depan kantor telkom jl. S. Parman Jakarta Barat.

Inilah wajah ibu kota kita, dimana ada kemiskinan yang belum terjamah dengan baik oleh pemerintah kita. Padahal nasib fakir miskin dan anak-anak terlantar menjadi tanggung jawab negara.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun