Sering saya bertanya kepada diri sendiri, dimana sekolah kejujuran? Â Sekolah yang mengajarkan kejujuran kepada para peserta didiknya. Baik di saat senang maupun di saat susah. Baik dalam kedaan terdesak maupun lapang. Tetap jujur walaupun tak ada yang melihat, karena malaikat mencatat, Allah pasti melihat.
Sekolah Kejujuran, Dimana Bisa Kau Temukan?, sumber: wijaya
Saya coba mencari kejujuran di rumah Allah. Dari masjid ke masjid saya datangi, dan dari masjid yang sedang dibangun itulah saya merenung dan menemukan jawabannya.
Kejujuran ternyata bukan berada di dalam masjid. Kejujuran ada dalam relung hati yang terdalam. Dia menyatu dalam perilaku kita. Dia menyatu dari hati yang selalu terobati. Bukan hanya sekedar dinyanyikan, tetapi dilaksanakan dalam kehidupan. Masih ingat lagu Tombo ati???
Bukankah Semua Sekolah Mengajarkan kejujuran kepada Anak Didiknya? Sumber: Wijaya
Kejujuran menjadi barang mahal di negeri ini. Padahal dari mulai TK sampai perguruan tinggi, nilai-nilai kejujuran tak pernah berhenti disuarakan. Para guru tak pernah berhenti mengajarkan kejujuran kepada peserta didiknya. Semua sekolah mengajarkan kejujuran, tetapi kenapa begitu mereka mendapatkan amanah justru menjadi tidak jujur? Sungguh sebuah fenomena nyata di negeri yang katanya religius ini. Membuat saya terus berpikir mengapa korupsi sulit diberantas di negeri ini. Bahkan kalau mau jujur, para pelaku yang tertangkap adalah orang-orang yang terhormat dan bermartabat. Memahami benar apa arti kejujuran dengan titel sarjana yang berentet. Bahkan ada yang telah menjadi profesor, guru besar perguruan tinggi. Membuat saya lagi-lagi berpikir ada apa dengan mereka?
Godaan dunia terkadang memabukkan. Menempati rumah mewah nan megah dan kelengkapan isinya serta segala kemudahan yang diraihnya terkadang membuat kita lupa akan raja di atas sana. Raja dari segala raja. Bos para manusia yang telah diciptakannya dari tanah. Kita pun lupa bahwa kita cuma pengembara yang singgah sebentar, lalu pergi kembali.
Sholat Berjamaah pun di Gelar di Sekolah Kejujuran, sumber: wijaya
Sekolah kejujuran kini telah menjadi idola. Idola para manusia yang beriman dan bertakwa. Idola manusia yang masih waras bahwa hidup ini hanya sementara. Idola manusia yang berpihak kepada yang benar. Senantiasa bersujud kepada Allah pemilik bumi. Memohon ampun atas segala khilaf dan dosa.
Sekolah kejujuran harus terus dipublikasikan. Baik di ranah maya maupun nyata. Dia tidak lagi berbentuk seperti sekolah pada umumnya, tetapi dia berada dalam setiap jiwa yang menyadari bahwa dia hanya makhluknya yang lemah. sangat lemah dihadapan Sang Pencipta.
Alhamdulillah, sekolah kami mendapat kepercayaan untuk menjadi tempat pembuatan film pendidikan berkarakter. Pendidikan yang mengajarkan kepada para peserta didiknya untuk mengagungkan kejujuran di mana pun berada. Tak pernah takut kepada siapapun, karena mereka hanya takut kepada sang Penguasa, pemilik alam semesta.
Ketika kejujuran telah menyatu dalam perilaku kita, maka tak ada lagi GAYUS-GAYUS baru yang menjadi korban dari ketidakjujuran. Negara ini memang harus dibersihkan dari para pejabat korup, tidak jujur, rakus, dan keserakahan para penguasa. Mereka harus dipaksa untuk masuk dalam sekolah KEJUJURAN agar mereka mampu menjadi abdi negara yang diharapkan rakyat.
Sekolah kejujuran sebenarnya telah lama berada di tengah-tengah kita. Dia hidup dan terus hidup sepanjang hidup manusia. Masalahnya adalah, apakah dia mampu berlaku jujur dan terus jujur sepanjang hidupnya. Ketika kesulitan dan kemudahan didepan mata, maka yakinkan diri bahwa itu ujian hidup manusia. Setiap manusia pasti akan mengalaminya. Siapa yang jujur akan mendapatkan berkah, dan siapa yang dusta akan mendapatkan malapetaka.
Oleh karena itu, mari sukseskan sekolah kejujuran yang sudah menyatu dalam setiap perilaku kita. Semua itu harus dimulai dari pendidikan karakter yang terus menerus dikembangkan di sekolah-sekolah kita dan menjadi budaya sekolah/school culture yang tetap eksis dan semakin disempurnakan.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H