Saat Wuhan diisolasi karena wabah COVID-19, media sosial di China ribut tentang sikap diam Li Ziqi, padahal mereka menganggap perempuan muda ini memiliki kemampuan untuk ikut andil dalam membantu pemerintah melawan virus corona. Yup, Li Ziqi bekerja dalam diam dan tak pernah berkampanye bahwa ia akan menyumbang ini dan itu.Â
Namun, menurut asistennya, Li Ziqi bangun jam 4 pagi dan memberi tahu asistennya tentang apa yang harus dilakukan, lalu bekerja siang dan malam agar bisa menyumbang lebih dari 30.000 buah masker N95, lebih dari 10.000 buah masker medis, lebih dari 20.000 pasang sarung tangan medis dan lebih dari 1.000 unit pakaian pelindung lengkap bagi tenaga medis, termasuk disinfektan. Ia menggunakan kurir yang dibekali teknologi untuk melacak kirimannya sampai ke tempat tujuan atau enggak.Â
Li Ziqi dan asistennya sibuk sekali sampai-sampai nggak punya waktu bicara kepada publik tentang apa yang telah mereka lakukan dalam membantu pemerintah China memerangi COVID-19. Dia memang tipe manusia talk less, do more.Â
Nah, video teranyarnya yang diunggah pada 1 April yang berjudul: "Avoid crowds, and go spring outing nearby!" misalnya benar-benar bikin relaks dan happy. Bahwa di tengah pemberitaan mengerikan tentang virus corona, kungkungan stay at home yang membuat bosan, ternyata masih ada tontonan yang bisa bikin happy. Video ini telah ditonton sebanyak lebih dari 3 juta kali saat tulisan ini dibuat.Â
Video yang bercerita tentang persiapan Li Ziqi, bersama nenek dan timnya untuk merayakan Festival Shangsi atau Peachtree Blossom Festival ini seakan menjadi semacam obat penenang bagi jutaan orang di dunia yang terkurung di rumah selama masa social distancing dalam memerangi virus corona.
Dalam video ini, Li Ziqi tampil seperti seorang peri dalam kehidupan di sudut bumi entah di mana, mengendarai kuda demi memetik bunga-bunga liar yang ternyata bisa di makan.Â
Kemudian dia membuat aneka menu baik kue, minuman maupun makanan utama untuk merayakan festival. Menu-menu yang dia buat sangat cantik dan sedap dipandang. Dunia Li Ziqi di pedesaan China, seakan-akan terpisah begitu jauh dengan krisis ekonomi yang dialami banyak warga dunia sebagai akibat dari dihentikannya aktivitas ekonomi dan sosial untuk sementara waktu, yang sebenarnya entah kapan akan berakhir. Di saat banyak orang menangis kelaparan dan mulai melakukan penjarahan, Li Ziqi dan keluarganya berkelimpahan makanan, tak kurang suatu apa pun.
Li Ziqi adalah pembuktian bahwa menjadi perempuan itu bisa begitu keren: cantik, imut, gampang bikin orang jatuh hati, sekaligus mandiri, terampil, kreatif, tangguh, pekerja keras, nggak cengeng, nggak manja, dan nggak bergantung pada siapapun untuk menjalani hidup dengan baik serta penuh kegembiraan. Video-videonya semacam daya tarik bagi kaum urban yang berfantasi tinggal dan hidup damai di pedesaan nan asri, tanpa takut dikejar utang, kelaparan dan kehilangan pekerjaan.Â
Meski ia tak pernah berkata sepatah katapun kepada pemirsanya di seluruh dunia, tetapi ia adalah guru tentang bagaimana seorang perempuan mampu memberdayakan dirinya sendiri berbasis tekad, keterampilan dan kerja keras. Slow life is her happiness. Jika kelak kita diminta memberi contoh tentang the real goddess on earth, ya Li Ziqi salah satunya.
NB: Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di blog pribadi di www.wijatnikaika.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H