Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Li Ziqi: Gagal dan Kelaparan di Kota, Kaya Raya Saat Kembali ke Desa

22 November 2020   05:25 Diperbarui: 22 November 2020   05:59 5334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Li Ziqi saat memanen tomat di pekarangan rumahnya. www.liziqishop.com

DESA SEBAGAI SUMBER DAN LUMBUNG PANGAN 

Video-video Li Ziqi yang menghadirkan kehidupan desa dengan pemandangan alamnya yang indah, serta subur dengan terang benderang menunjukkan bahwa desa adalah sumber sekaligus lumbung pangan. Semua bahan pangan yang diperlukan ada di desa: daging, ikan, sayuran, buah, jamur, termasuk wild food yang tersedia di seantero desa dan pegunungan.

Setiap kali video baru diunggah, aku tuh suka terkagum-kagum dengan keanekaragaman bahan pangan dan kemampuan Li Ziqi mengolahnya menjadi menu-menu yang menarik dan terlihat lezat. 

Meski Li Ziqi punya pekarangan dipenuhi bahan pangan, kebun sayur, dan sawah; tak jarang ia pergi ke gunung untuk memetik buah-buahan dan sayuran liar, termasuk sengaja mencari jamur di hutan, wild vegetables, ginseng hutan, dan bunga-bunga yang bisa dimakan. 

Seringkali aku dibuat melongo saat Li Ziqi mengolah kelopak bunga tertentu untuk digoreng, disup, ditumis, atau dibuat bahwan pewarna roti. Misalnya: Li Ziqi menumis kelopak bunga teratai, atau menumis kelopak mawar dan telur.

Rumah nenek Li Ziqi tuh tipikal rumah di pedesaan yang punya pekarangan luas. Sepanjang aku menonton video-videonya, pekarangan rumah Li Ziqi penuh dengan sumber pangan, yaitu: kebun sayuran mulai dari lobak, brokoli, bayam, tomat, semangka, buah pig, aneka jeruk, semangka, stroberi, jahe, ginseng, jagung, ubi, kacang panjang, sawi, talas, wortel, serta penuh dengan aneka jenis bunga seperti mawar dan bulan. 

Ada juga kolam ikan, kandang kelinci, ayam, soang, domba dan babi. Selain di pekarangan, kayaknya keluarganya punya lahan pertanian untuk Li Ziqi menanam aneka jenis bahan pangan seperti kacang kedelai, kacang tanah, ubi, jagung, sawi, lobak, dan padi; termasuk pernah Li Ziqi menanam kapas untuk bikin kasur baru buat neneknya.

Kelimpahan pangan di segala musim ini ditambah dengan wilayah pegunungan yang menyediakan aneka pangan liar seperti jamur dan sejumlah tanaman herbal yang bebas dipetik siapa saja, juga kacang-kacangan. 

Pernah nih ada satu judul video yang bilang bahwa ada musim tertentu makanan banyak banget sampe nggak habis di makan dan bikin Li Ziqi sakit kepala buat mengolah semuanya. Nah, artinya kampung halaman Li Ziqi ini sebenarnya kelebihan sumber pangan dan kelimpahan ini merupakan kekayaan sejati desa.

Menyaksikan kehidupan Li Ziqi membuatku mengerti bahwa sebenarnya setiap desa di seluruh dunia kaya akan bahan pangan, asal warganya mau mengenalinya dan memanfaatkannya, sehingga nggak terpasung dengan bahan pangan itu-itu saja sampai bosan.

Bunga-bunga dan sayuran liar yang seringkali disangka rumput sebenarnya bisa membantu masyarakat dari masalah kekurangan pangan dan kelaparan. Yang diperlukan memang teknik pengolahan saja, serta pengawetan jika diperlukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun