Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perkawinan Usia Anak Melonjak Selama Pandemi, Mengapa Bisa?

24 September 2020   10:40 Diperbarui: 24 September 2020   17:55 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak-anak yang kehilangan dunianya karena praktek Perkawinan Usia Anak. Sumber: workingdreamers.com

SANITA BERHASIL MELAWAN PERKAWINAN USIA ANAK
Percayalah, praktek Perkawinan Usia Anak bisa dilawan. Bukan hanya oleh orangtua, tokoh masyarakat setempat atau lembaga pendamping anak. Perkawinan usia anak bahkan bisa dilawan oleh si anak sendiri.

Banyak anak-anak muda Indonesia yang saat ini mungkin sedang menikmati masa-masa belajar dan berkarir adalah mereka yang bertahun-tahun sebelumnya berjuang keras melawan kehendak orang tua untuk menikahkan mereka di usia belasan tahun. Salah satunya perempuan muda bernama Sanita, yang perjuangan kerasnya menolak dinikahkan membuahkan hasil.

Saat berusia belasan tahun, Sanita hendak dinikahkah oleh kedua orang tuanya karena kondisi ekonomi. Bukan hanya sekali lho. Sanita nyaris dijebak takdir dengan dua tawaran pernikahan di usia anak.

Sanita Rini berhasil keluar dari jebakan Perkawinan Usia Anak (PUA)
Sanita Rini berhasil keluar dari jebakan Perkawinan Usia Anak (PUA)
Namun, Sanita berkeras menolak menikah dan memilih bekerja keras menghasilkan uang demi membiayai pendidikannya. Kerja keras Sanita membuatnya berhasil menyelesaikan pendidikan SMA lalu Sarjana. Aku mengenal Sanita saat ia tergabung dalam Youth Coalition for Girls, sebuah gerakan anak-anak muda dalam melawan praktek perkawinan usia anak.

Sanita juga pernah bekerja di Plan International Indonesia lho, yaitu sebuah NGO yang berfokus pada upaya memperjuangkan dunia yang adil & mengedepankan hak anak dan kesetaraan anak perempuan.

Saat ini, Sanita bekerja di sebuah lembaga yang berfokus melakukan advokasi kebijakan pembangunan. Sanita juga berencana melanjutkan pendidikannya ke level yang lebih tinggi.

Jika Sanita bisa melawan perkawinan usia anak, maka anak-anak lain dengan kondisi keluarga serupa pasti bisa!

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di blog pribadi: www.wijatnikaika.id 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun