Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Adanya Partikel Mikro-plastik dalam Garam dan Ikan Pertanda Kiamat Pangan Dimulai dari Lautan

27 November 2019   08:39 Diperbarui: 27 November 2019   20:02 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perairan Indonesia dari Aceh hingga Papua juga mengandung mikro-plastik. Dari 19 titik yang menjadi sampel penelitian LIPI menyebutkan bahwa seluruh laut Indonesia mengandung mikro-plastik. 

Wilayah-wilayah dengan kandungan mikro-plastik tinggi biasanya di muara sungai, sebagai pertemuan antara sungai dan pantai, dan tempat menumpuknya sampah hasil bawaan aliran sungai dan yang dihempas ombak dari lautan lepas. 

Kegiatan manusia di sekitar sungai dan padatnya populasi di wilayah pesisir juga menjadi penyebab tingginya kandungan mikro-plastik menumpuk di muara sungai. 

Di perairan Indonesia, sebagian mikro-plastik juga berasal dari sampah Styrofoam. Ngeri sekali membayangkan sampah-sampah plastik itu terpecah kedalam ukuran sangat kecil sekecil virus dan bisa meracuni manusia karena kemampuannya memasuki aliran darah kita yang suci dan sensitif ini. Menyeramkan!

SOLUSI AGAR TIDAK TERJADI KIAMAT PANGAN DARI LAUTAN 

Sebuah laporan menyebutkan bahwa pada 2050 bobot sampah plastik di lautan akan lebih banyak daripada ikan dan bukankah ini ancaman serius pada ketersediaan sumber pangan? 

Selama ini, kita terlalu boros menggunakan "virgin plastic" dan enggan mengunakan plastik daur ulang sebagai hasil dari bisnis daur ulang sampah plastik.

Peneliti Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan bahwa tahun 2050 itu selain jumlah plastik akan mengalahkan jumlah ikan, yang tak kalah menyeramkan adalah jumlah mikro-plastik akan mengalahkan jumlah plankton dan mengancam kehidupan laut dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan. 

Peperangan di lautan nggak pakai senjata apalagi bom atom, tapi sampah plastik yang terurai menjadi mikro-plastik hingga nano-plastik!

Nah, sebelum kita bicara soal bagaimana mencegah kiamat pangan dari lautan. Terlebih dahulu kita harus tahu fungsi lautan di bumi ini, agar penduduk bumi bernama manusia paham betul bagaimana menyelamatkan bumi demi kepentingan spesiesnya juga, agar bumi tidak rusak. Ada lima alasan penting mengapa kita wajib menjaga lautan:

  • Lautan adalah pengatur suhu bumi. Hm, baru tahu ya? Lautan merupakan termostat atau pengatur suhu bumi. Cara kerjanya adalah ketika matahari memanaskan garis khatulistiwa (equator) sirkulasi di bumi lainnya akan tetap hangat. Contohnya, arus teluk bisa menghangatkan wilayah Eropa yang dingin
  • Lautan adalah rumah bagi jutaan spesies. Sebagian besar bumi terdiri dari air, dan didalam air terkandung jutaan spesies yang mungkin nggak kita ketahui siapa mereka. Jika kita merusak lautan, maka kita ikut merusak jutaan spesies tersebut dan mungkin kerusakan itu mengancam bumi secara keseluruhan.
  • Lautan membantu mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer. Menurut ilmuwan, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir kadar karbondioksida di bumi meningkat drastis. Nah, untuk menyerap karbondioksida tersebut bumi membutuhkan pepohonan di hutan-hutan tropis dan lautan. Pepohonan di bumi hanya mampu menyerap 1/3 karbondioksida, sehingga sisanya diserap lautan. Bayangkan jika lautan rusak, habislah kita!.
  • Lautan sebagai sumber air. Manusia di bumi perlu tahu bahwa air yang kita gunakan sehari-hari merupakan siklus panjang hidrologi. Siklus ini dimulai dari menguapnya air di lautan, mengembun di awan dan menghasilkan hujan. Tanpa air manusia hanya bisa bertahan hidup tiga hari saja, maka bayangkan jika seluruh sumber air rusak, maka manusia juga yang rugi, bukan?
  • Lautan mampu mengurangi potensi bencana alam. Kita mungkin pernah mengenal kata "pemanasan global" atau Global Warming. Nah, kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan bumi untuk menyerap karbondioksida yang terlepas ke atmosfer. Jika bumi semakin panas, maka es abadi di kutub utara dan selatan akan mencair dan menyebabkan meningkatnya permukaan air laut. Selain itu, jika suhu bumi meningkat akan ada lebih banyak air menguap ke udara, membentuk awan yang besar, dan membuat angin bertiup lebih kencang. Hal-hal itu bisa menyebabkan topan dan badai, dan bisa merisak kota-kota dan merugikan manusia.

Mengetahui betapa besarnya fungsi lautan, maka manusia secara bersama-sama harus menjaganya, termasuk dari pencemaran sampah plastik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun