Nah, jika selama masa Critical Window si janin kekurangan gizi dalam pembentukan otak dan tulang, maka saat dilahirkan ia berkemungkinan mengalami stunting. Bayi yang menderita stunting tidak bisa dideteksi kecuali telah berusia 2 tahun.Â
Dalam jangka panjang penderita stunting akan mengalami masalah terkait kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas, hingga menghambat pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.
Peran lingkungan berpengaruh sebanyak 70% terhadap stunting. Hal ini berkaitan dengan akses calon ibu dan ibu pada fasilitas kesehatan, air bersih, sanitasi dan lingkungan yang sehat di mana ia tinggal. Termasuk juga peran berbagai pihak dalam kolaborasi yang disebut sebagai intervensi gizi, berikut ini:
- Intervensi Gizi Spesifik dengan kontribusi 30% ditujukan pada 1.000 hari pertama kehidupan yang dilakukan oleh sektor kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui dengan anak usia 0-6 bulan, dan ibu menyusui dengan anak usia 7-23 bulan.
- Intervensi Gizi Sensitif dengan kontribusi 70% ditujukan untuk pembangunan di luar sektor kesehatan, yang menjadi support system bagi kehidupan ibu dan bayi. Sasarannya adalah sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan ibu dan bayi seperti fasilitas sanitasi dan air bersih, akses pada KB, pemberian Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemberian bantuan sosial bagi keluarga miskin, manajemen gizi dalam bencana hingga pemberdayaan perempuan.
Stunting ini merupakan masalah nasional sehingga sangat pas jika menjadi tahapan penting pembangunan kabinet Jokowi-Ma'ruf lima tahun kedepan. Bagaimanapun juga, pemerintahan Jokowi-JK mewarisi masalah stunting ini dari pemerintah sebelumnya, yang keadaannya sungguh mengkhawatirkan. Prevalensi stunting anak Indonesia itu sebesar 27.5% alias 1 dari 3 balita Indonesia mengalami stunting.Â
Anak Indonesia adalah masa depan bangsa, di mana mereka lah generasi yang akan membangun, memelihara dan memperjuangkan Indonesia puluhan tahun kedepan saat generasi sekarang menjadi tua lagi lemah. Sehingga pencegahan stunting memang membutuhkan kerjasama semua pihak.
Pemahaman calon ibu pada kebutuhannya dalam mengasuh anaknya akan menentukan peran keluarga besar dan anggota masyarakat di lingkungan sekitar. Jika calon ibu membisu dan diam saja, maka bagaimana mungkin orang lain paham bahwa misalnya ia mengalami masalah kekurangan gizi, tiadanya akses pada air bersih dan sanitasi, dan masalah lainnya. Semua hal terkait kehamilam harus dibicarakan agar calon ibu mendapatkan bantuan dengan segera.
"Memang sih kehamilan seorang perempuan terkesan merupakan masalah privasi sebuah keluarga. Sayangnya, masalah privasi tersebut akan berubah menjadi bumerang bahkan masalah nasional jika si anak mengalami stunting. Karena stunting tidak bisa diperbaiki setelah anak berusia 2 tahun dan dalam jangka panjang berdampak besar pada kehidupan berbangsa dan bernegara."
Oleh karena itu, sebelum memutuskan hamil, calon ibu harus memahami dulu hal-hal berikut ini yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan lingkungan.
GIZI BAGI CALON IBU DAN BAYI