Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bagi Hartono Lokodjoyo, Bertani Itu Pekerjaan Paling Nikmat dan Menguntungkan

16 Juli 2019   04:07 Diperbarui: 16 Juli 2019   19:17 2334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Personal Branding Seorang Petani
Kita tahu sama tahu lah kalau rata-rata penampilan luar petani itu kotor, kulit kusam terbakar matahari dan bau lumpur. Karenanya, wajar sekali jika banyak generasi muda khususnya generasi millenial Indonesia enggan menjadi petani. 

Masa iya udah berlatih bergaya perlente dan wangi ala eksekutif muda, harus menjadi kusam dan bau lumpur. Mana ada anak millenial yang mau berpenampilan demikian, bukan? 

"Saya ini mengapa gimbal begini salah satunya ya untuk menunjukkan bahwa petani itu bisa punya penampilan seperti saya, yang tidak terlihat seperti petani," Mas Har memegangi rambut gimbalnya yang telah dirawatnya selama 10 tahun. 

Ya, lelaki mungil ini sedang menyatakan tentang personal branding seorang petani cerdas dan sukses. Bahwasanya petani nggak harus berpenampilan kucel, melainkan bisa gaul juga. Karena menurutnya, dengan penampilannya yang demikian, banyak wisatawan asing yang penasaran dengan kisah hidupnya dan prinsip-prinsipnya dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan serta selaras dengan alam. 

Ia juga menunjukkan kepadaku jam di pergelangan tangannya, sebuah jam mahal yang dipastikan tidak bisa dibeli sebagian besar petani di tanah air. Jam tangan itu seperti hendak menunjukkan bahwa sebagai petani dengan lahan sewaan, ia bisa membeli barang-barang mewah yang sebenarnya hanya bisa dibeli kelas atas tanah air alias crazy rich. 

Hartono dan Ryoko, istrinya saat mereka melakukan sesi foto dalam suasana liburan di Lombok. Sumber: Hartono Lokodjoyo
Hartono dan Ryoko, istrinya saat mereka melakukan sesi foto dalam suasana liburan di Lombok. Sumber: Hartono Lokodjoyo
Hidup Mas Har ini sangat santai. Setiap hari, sekitar pukul 9 pagi, setelah melayani dan mengobrol dengan para tamu ia mulai mengurus kebunnya. Selama 10 hari aku menyaksikan sendiri caranya mengelola kebun organiknya dengan metode yang unik. 

Pada pukul 4 sore ia berhenti bekerja dan mandi. Waktu sore dinikmatinya dengan bersantai di beranda rumah pohon bersama istrinya. Kadang ia bernyanyi, mengenang masa-masa ketika ia bekerja sebagai penyanyi campursari. Sementara hari Minggu ia khususkan untuk jalan-jalan sekitar Bali bersama istrinya. 

Hartono dan Ryoko saat liburan ke Turki. Sumber: Hartono Lokodjoyo
Hartono dan Ryoko saat liburan ke Turki. Sumber: Hartono Lokodjoyo
"Bertani adalah pekerjaan yang paling saya nikmati," ujar Mas Har sembari tersenyum. 

Ia kemudian merogoh ponselnya dan mulai membersihkan rumput-rumput di bedengan tanaman kale sembari mendengarkan lagu campusari. Aku turut serta membersihkan rumput-rumput sembari bertanya lagi tentang banyak hal. 

Oh, inikah rasanya menjadi petani yang menikmati pekerjaannya dan berbahagia dengan hidupnya? 

Nah, Pembaca, apakah kisah Mas Har menginspirasi Anda untuk menjadi petani sukses dengan lahan kecil? Jika Anda liburan ke Bali jangan lupa berkunjung ke Hars Garden di Ubud ya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun