Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senyum Bahagia Buruh Bangunan Sebagai Energi Baik Kehidupan

15 Agustus 2018   16:43 Diperbarui: 15 Agustus 2018   16:48 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin, mereka hanya akan berdiri mematung memandangi bangunan indah itu dengan perasaan syukur kepada Tuhan, bahwa tangan mereka bagian dari keajaiban arsitektur modern itu. Kemudian dengan semangat baru, mereka mencari pekerjaan lain, membangun bangunan pencakar langit yang lain, yang lagi-lagi tidak akan pernah mereka tempati barang sejenak. 

Buruh bangunan saat bekerja di siang terik (sumber: kompas.com)
Buruh bangunan saat bekerja di siang terik (sumber: kompas.com)
Saat sebagian dari kita mungkin sedang asyik berceloteh tentang berita-berita politik yang kadangkala memuakkan dan dipenuhi aroma kebencian. Para buruh yang memenuhi gang sempit dekat kosanku itu sedang bertarung nyawa demi rupiah yang tidak seberapa. Saat kita mungkin sedang meributkan pertikaian-pertikaian politik di ruang maya seakan tak pernah ada habisnya. 

Para buruh itu sedang menahan panas musim kemarau demi menyelesaikan pekerjaan, agar segera gajian lalu pulang menengok anak istri di kampung halaman. Atau bisa jadi ada sebagian dari mereka yang menahan lapar agar dapat membawa uang lebih banyak ke kampung halaman.

Saat berkesempatan menyaksikan mereka dalam keseharianku, sering terbersit rasa malu. Aku memiliki pekerjaan yang jauh lebih baik dari mereka, dengan bayaran lumayan dan kesempatan yang terbuka lebar untuk sukses. 

Karenanya, setiap kali aku merasa lelah dan tertekan dengan pekerjaanku, kemudian mengeluh karena harus bekerja keras, aku ingat semangat mereka. Semangat bekerja dan senyum bahagia mereka adalah #EnergiBaik bagiku. Energi yang membuatku kembali menemukan alasan menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawabku. 

Kupejamkan mata dan kuingat-ingat energi baik yang mereka pancarkan. Energi sederhana pekerja kelas rendahan yang cahayanya justru terang benderang karena bersumber pada keikhlasan mencari rezeki untuk keluarga. Kuingat senyum bahagia mereka saat menyeruput segelas es teh sebelum lenajutkan pekerjaan atau ketika berkelakar sesama mereka sembari berbagi satu porsi rujak beuah seharga Rp. 5.000

Kepada mereka aku belajar tentang kerja keras dan tanggung jawab atas kehidupan. Juga cara sederhana dalam mensyukuri berkah hidup berupa pekerjaan dan kesehatan. Hal yang paling tidak bisa aku lupakan adalah senyum sederhana mereka disela-sela beban pekerjaan yang berat. Kepada Tuhan aku berdoa agar menyayangi mereka dan memberikan mereka rezeki yang melimpah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun