Lantas ketika ada yang bertanya, "Nggak ada orangtua yang mau mudik ke anaknya, nih?" Kepala saya sontak tergelitik.
Ya, benar. Kenapa tidak kalau peristiwa mudik dijadikan momen bagi para orangtua yang selama ini mengabaikan anak-anaknya untuk menemui anaknya di perantauan.
Orangtua tidak selalu benar. Kadangkala, orangtua harus legowo meminta maaf kepada anak-anaknya jika memang melakukan kesalahan.
"Tidak berharap mudik ke mana-mana. Udah nggak seru lagi mudik tanpa keluarga  yang utuh. Semua udah kepisah-pisah. Cukup di rumah mikir yang  indah-indah aja. Nggak mudik," kata SP.
"Nggak mudik. Bukan yang spesial lagi dan bukan yang ditunggu lagi," tambah DE.
"Jangankan  mudik. Lebaran bisa berkumpul aja nyatanya nggak mungkin. Padahal aku  rindu. Baru kali ini lebaran serasa hidup sendiri," keluh ER.
"Jangankan mudik, kami merasa nggak sanggup melewati Hari Raya," ujar SY.
"Mudik?  Haha, mereka berdua udah punya keluarga masing-masing, kalo kita datang  malah jadi perusak suasana, ntar kitanya malah dikacangin," keluh KT,  sedih.
"Enggak mudik. Cuman ngeliatin orang-orang pada mudik bareng keluarganya yang lewat depan rumah," ujar LY.
"Tahun ini enggak mudik, lebaran di kos, sendirian. Karena nggak kuat lihat di rumah," kata CH.
"Suka nyesek kalau lebaran, nggak bisa bareng-bareng kayak keluarga lainnya," kata RL.Â