Di Indonesia, ironisnya, pemerintah justru mendorong dan melegalkan penggabungan Tiktok Shop, Gojek dan Tokopedia. Jika data dari ketiga aplikasi digabungkan dan dianalisis dengan kecerdasan buatan, bukankah semua data profil warga masyarakat ada di tangan mereka dan dapat digunakan untuk berbagai hal, baik keputusan bisnis dan manajerial maupun untuk kepentingan politik seperti yang dilakukan oleh Trump tahun 2016.
Lanskap Penelitian Sosial yang Berubah
Dengan big data yang bersumber dari aplikasi seperti Gojek, Tiktok, atau Shopee, ditambah dengan penggunaan kecerdasan buatan, maka banyak penelitian sosial terkait dengan persepsi menjadi tidak lagi diperlukan.
Penelitian seperti pengaruh kualitas layanan jasa terhadap kepuasan konsumen sudah digantikan oleh berapa bintang yang kita berikan kepada pengemudi ojol. Bahkan jika penelitian persepsional tidak merujuk nama dan kejadiannya, aplikasi ojol dan kecerdasan buatannya bisa merujuk nama pengemudi ojol, penumpangnya dan kapan terjadiannya. Demikian pula penelitian tentang pengaruh iklan Shopee terhadap jumlah unduhan aplikasi Shopee, juga sudah tidak diperlukan lagi dengan argumen yang sama.
Banyak penelitian kuantitatif tentang persepsi sudah digantikan dengan lebih akurat oleh kombinasi big data dan kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh pemilik aplikasi. Ke depannya justru perlu diantisipasi pengembangan penelitian kualitatif tentang mengapa dan bagaimana tindak lanjut dari hasil penelitian kombinasi big data dan kecerdasan buatan. Misalnya, mengapa Harbolnas yang diselenggarakan tanggal 12 Desember lalu sukses atau gagal, dan bagaimana tindak lanjut untuk pengemudi ojek online yang cenderung terus mendapatkan bintang kurang dari tiga.
Lanskap penelitian sosial yang bersifat kuantitatif sudah ditinggalkan akibat data aplikasi yang diolah dengan menggunakan kecerdasan buatan. Kini saatnya kita semua lebih fokus mengembangkan penelitian sosial yang bersifat kualitatif untuk menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H