Mohon tunggu...
Wihan Utami
Wihan Utami Mohon Tunggu... Buruh - Masih Belajar

Wihan Utami Malang:Indonesia "Badai pasti berlalu"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pergi dengan Luka

13 Juli 2017   14:15 Diperbarui: 21 Juli 2017   09:23 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan rintik dimalam hari yang tak kunjung henti dengan menyeduh kopi susu yang nikmat terlintas difikiran akan nama Lisa. Lisa gadis yang manis, tomboy dengan selera humor tinggi. Dia tidak begitu pandai. Tetapi dia selalu berjuang keras untuk diakui kepandaianya didepanku. 2 tahun berlalu saya dengan dia tidak pernah bertemu lagi saya tinggal di Semarang sedangkan dia di Surabaya. Saya memilih di semarang karena ikut nenek saya. Saat libur sekolah saya pergi ke Surabaya untuk menengok orang tua. Tetapi tanpa diduga saya ketemu Lisa

Lisa: "Andre..... "

Andre : "hai Lis.. Apa kabar ?" ( dia masih sama seperti dulu tetap tomboy tapi manis)

Lisa : " gue baik ndre.. kamu apa kabar?"

Andre : " gue baik juga lis... gue pamit dulu ya sudah ditunggu sama temen"

Lisa : " oke.. sampai jumpa lagi." (melambaikan tangan)

Saya berlalu begitu saja dengan senyuman tipis. Karena saya merasa bersalah karena meninggalkan dia 2 tahun lalu tanpa alasan dan tidak pernah menghubunginya lagi. Setelah kejadian itu meskipun saya di semarang saya terus kefikiran dia. Saya mencari akun Fb nya tetapi tidak ada yang namanya Lisa Wati, saya tidak putus asa saya menghubungi temenya dan mendapat nomor hpnya. Tidak perlu menunggu lama saya langsung telfon dia. Tetapi tidak diangkat. Dalam batin ("Mungkin sudah larut malam")

Selamat pagi lis, ini gue Andre.  Tetapi tidak dibalas sama dia. Saya semakin penasaran apakah dia membenci saya atau dia sedang sibuk.

Tak terasa waktu berlalu 1 tahun saya tetap memikirkan dia. Ku putuskan untuk mengunjunginya. Saya ketemu dia ditrotoar.

Lis... kamu kenapa gue sms gak pernah di bls,

Eh andre.. gue jarang pegang Hp jadi gue gak tau kalau ada sms dari loe.

Ya sudah lupakan. Gue mau ngomong sesuatu sama loe. Lo mau gak jadi pacarku lagi ?

Dia kaget, apa ndre... gue gak salah denger ya..

Enggak lis.. ternyata selama ini keputusanku salah. Aku masih mencintaimu..

Tapi gue yang gak bisa ndre.. gue sadar diri gue ini siapa. Gue hanya seorang pengamen. Sedangkan kamu anak pengusaha. Gue gak pinter gak cantik itu kan alasanmu dulu meninggalkan aku. Terus kenapa sekarang kamu kesini... untuk apa? Semua sudah jelas ndre.. aku dan kamu berbeda.

Iya lis.. aku memang salah dulu. Tapi sekarang aku sampai disini untukmu.

Maaf ndre.. gue gak bisa. Lo silahkan pergi dari sini.

Dia tidak menatapku. Dia mengusirku. Kenapa dia begitu benci kepadaku...?

Gue berlalu tanpa arah tujuan, wanita yg dulu selalu tertawa bersamaku kini begitu jahat kepadaku. Minuman yang kuminum tidak begitu menyegarkan tubuhku. Saat itu juga saya ketemu Dea dia sahabat Lisa.

Dea.. Apa kabar?

Ini andre ya.. gue baik ndre.. lo gimana? Kok gak pernah nongol sih?

Gue juga baik. Sejak lulus SMA gue pindah ke semarang ikut nenek.

Oh gitu... makanya Lisa nyariin kamu terus tuh ?

Gue kaget.. Lisa nyariin gue. Untuk apa?

Lah lo pergi tanpa pamit. Dia nyariin sampai rumah lo. Dia gak ketemu lo malah dia dimarahin sama ibu lo.

Ibu gue... marah kenapa dia ?

Dia nglarang Lisa untuk mengejar loe.. sejak itu Lisa tidak pernah lagi untuk mencari tau dimana lo. Meskipun dia kelihatan tegar tapi asal lo tau.. dia pernah nangis hanya karena loe ndre.

Perkataan Dea terus terekam di kepalaku. Apakah benar dengan status kita yang berbeda sehingga ibuku ikut campur urusanku.  Dengan bantuan Dea gue menulis surat untuk Lisa

Untukmu Lisa

"Terimakasih telah menjadibagian dihidupku. Aku merasa menyesal telah meninggalkanmu tanpa penjelasan sedikitpun. Asal kamu tau aku selalu mencarimu dalam diam selalu menyimpan fotomu dengan senyumanmu yang semanis madu. Jangan pernah membenciku lagi. Mulai saat ini aku akan iklas dengan semua ini. Semoga kamu bahagia dengan orang yang tepat."

Sejak saat itu aku meninggalkan Surabaya untuk melanjutkan kuliah di Semarang. Meninggalkan Lisa dengan goresan luka. Meninggalkan hati ini yang tersakiti. Meninggalkan kenangan yang begitu indah. Untuk hatiku semoga kamu tetap tegar untuk sekarang dan nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun