Mohon tunggu...
Wifqi Rahmi
Wifqi Rahmi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S3 Ilmu Kependidikan Undiksha Singaraja Bali

Saya adalah seorang Kepala Madrasah di sebuah madrasah negeri di Kabupate Jembrana. Hoby saya adalah badminton. Saya tertarik dengan dunia pendidikan, sain dan teknologi. saat ini saya sedang menempuh program doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menerapkan Filsafat Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Pendidikan Nasional: Teori dan Praktik

6 Desember 2024   15:00 Diperbarui: 6 Desember 2024   15:14 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain pembelajaran formal, kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), dan klub debat turut menjadi media efektif untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila. Kegiatan ini memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip Pancasila, seperti kerja sama, kedisiplinan, dan toleransi.

e. Pemanfaatan Teknologi Digital

Dalam era digital, implementasi Pancasila dapat dilakukan melalui platform digital seperti e-learning dan media sosial. Guru dapat membuat modul pembelajaran interaktif yang memuat video, animasi, dan kuis berbasis nilai-nilai Pancasila. Selain itu, kampanye di media sosial tentang nilai-nilai Pancasila juga dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya penerapan Pancasila di era globalisasi.

4. Kendala dan Tantangan dalam Implementasi

Meskipun berbagai model telah dikembangkan, pelaksanaan pendidikan berbasis Pancasila tidak lepas dari sejumlah kendala dan tantangan, antara lain:

a. Kurangnya Pemahaman dan Keterampilan Guru. Guru sering kali menjadi faktor kunci keberhasilan pendidikan Pancasila. Namun, banyak guru yang belum memahami sepenuhnya cara mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran. Pelatihan dan pengembangan profesional guru menjadi hal yang sangat mendesak untuk diperhatikan.

b. Sumber Daya yang Terbatas. Sekolah-sekolah di daerah terpencil seringkali menghadapi keterbatasan fasilitas, seperti akses buku, teknologi, dan media pembelajaran. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila.

c. Perkembangan Teknologi dan Globalisasi. Globalisasi membawa nilai-nilai asing yang dapat memengaruhi siswa. Jika tidak disikapi dengan bijaksana, hal ini dapat menggerus keberlanjutan penerapan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan berbasis Pancasila harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan esensinya.

d. Minimnya Dukungan Kebijakan Lokal.  Beberapa daerah belum sepenuhnya mendukung implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karena kurangnya sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah. Hal ini menyebabkan perbedaan implementasi yang cukup signifikan di berbagai wilayah.

e. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi.  Kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat turut menjadi hambatan. Siswa dari keluarga kurang mampu sering kali menghadapi kesulitan untuk mengikuti kegiatan berbasis nilai Pancasila, seperti kegiatan pengabdian masyarakat atau proyek sosial.

5. Praktik Pendidikan Pancasila di Sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun