Menurut Tugas (2010), pendidikan karakter berbasis Pancasila bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki integritas, moralitas, dan rasa tanggung jawab terhadap sesama. Pendidikan berbasis Pancasila diharapkan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme yang kokoh, serta menjaga dan memperkuat kebhinekaan dalam masyarakat Indonesia.
Dalam konteks pendidikan karakter, pendidikan berbasis Pancasila tidak hanya mengajarkan norma sosial, tetapi juga membentuk keterampilan sosial, seperti toleransi, kerja sama, dan empati. Oleh karena itu, pendidikan ini mencakup nilai-nilai moral, sosial, dan spiritual yang harus diinternalisasi sejak dini oleh peserta didik.
3. Implementasi Pancasila dalam Kurikulum Pendidikan Nasional:Â
a. Kurikulum Pendidikan Nasional Saat Ini
Kurikulum pendidikan nasional Indonesia telah berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam berbagai mata pelajaran, terutama dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dalam Kurikulum 2013 (K13), nilai-nilai Pancasila tidak hanya diajarkan sebagai teori tetapi juga diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran dengan tujuan mendalamkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai luhur tersebut. Mata pelajaran seperti sejarah, pendidikan agama, dan ilmu sosial turut mendukung penanaman nilai-nilai Pancasila. Selain itu, kegiatan kokurikuler seperti diskusi kelas, simulasi, dan praktik langsung diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap aplikasi nyata nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, meskipun telah ada langkah integrasi ini, implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan. Menurut Nasution (2015), kendala yang sering muncul meliputi kurangnya pelatihan bagi guru dan minimnya fasilitas pendukung untuk mendalami konsep nilai-nilai Pancasila secara komprehensif. Hal ini mengakibatkan keberagaman implementasi di berbagai daerah yang belum seragam. Selain itu, siswa seringkali melihat Pancasila hanya sebagai materi hafalan tanpa memahami kedalaman maknanya dalam kehidupan sosial.
b. Model-model Implementasi Pendidikan Pancasila
Implementasi pendidikan berbasis Pancasila membutuhkan strategi yang efektif agar mampu menyentuh berbagai aspek kehidupan siswa. Beberapa model implementasi yang telah diterapkan di sekolah antara lain: (1) Model Integrasi dalam Mata Pelajaran. Nilai-nilai Pancasila diintegrasikan dalam mata pelajaran lain, seperti sejarah, pendidikan agama, dan ilmu sosial. Dalam pembelajaran sejarah, misalnya, siswa diajak menganalisis peristiwa bersejarah melalui perspektif nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan dan keadilan. Pendidikan agama juga berperan penting dalam menanamkan moralitas sesuai dengan nilai Pancasila, seperti toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. (2) Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Pendekatan ini memanfaatkan situasi nyata di lingkungan sekitar siswa untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan. Misalnya, siswa dapat diajak untuk mengamati dan menganalisis permasalahan lingkungan di komunitas mereka, seperti pengelolaan sampah, dengan menanamkan nilai-nilai gotong royong dan tanggung jawab.
c. Pembelajaran Berbasis Proyek
Model ini menggunakan proyek sosial atau kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada nilai-nilai Pancasila, seperti kerja sama, gotong royong, dan keadilan sosial. Contohnya, siswa dapat melakukan proyek pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar, seperti membantu usaha kecil atau mengadakan kegiatan kebersihan lingkungan bersama warga.
d. Penguatan Karakter Melalui Ekstrakurikuler