Pernah pula suatu waktu,Istrinya bertanya pada saya sebagai jajaran pengurus kampung hehe.Isteri mang Guru bertanya," Kang,meja kerja saya hilang di kamar tuh,apakah pernah melihat suami saya menjual meja kursi kerja saya ke akang..?.Saya heran waktu itu,kok bisa teman saya itu menjual meja kursi kerja isterinya sendiri.
Cerita punya berita,ternyata meja kursi milik isterinya itu yang konon belum lunas hasil kreditan ke koperasi simpan pinjam di KPN Kecamatan itu,sudah mejeng di kantor RT /RW yang baru selesai dibangun kami.Ternyata meja kursi kerja isterinya di rumah,dipindahkan,dialihtugaskan atau dipinjamkan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan ke kantor RT RW yang masih melompong belum punya funitur dan perlengkapan kantor.Isterinya hanya bisa geleng-geleng kepala saja waktu tahu soal ini.
Ada satu hal saya terpaksa ikut terlibat dengan aksi super duper jiwa sosialnya kawan istimewa tetangga saya yang satu ini.Yaitu suatu ketika,saya diperintah untuk berbohong kepada isterinya.Berbohong ? Iya,saya harus bersekongkol dengan beliau,dan celakanya saya dijadikan kroni beliau dalam kasus ini.
Inilah kisahnya :
" Kang,tolong akang berbohong ya kepada isteri saya,bahwa kang Aang meminjam uang ke saya dari gaji bulan depan...,nah bilangin akang mau bayar 2 bulan kemudian..," katanya merayu saya sore itu.
"Lah,saya gak mau,memang bohong apaan..?" jawabku waktu itu.
"Pura-pura meminjam uang dari gaji saya bulan ini ya..!" katanya,sambil lanjut menerangkan rekayasa kami.
"Begini kang,kan saya akan dapat uang untung dari menjual motorku bulan depan nanti,Nah nanti akan saya bayarkan itu uang ,ibaratnya uang dari kang Aang membayar hutang ke isteri saya ,oke..!"
Saya disuruh berpura-pura untuk meminjam uang gajinya bulan ini ke isterinya,yang memang isterinya adalah bendahara keluarga yang sohor dengan kebijakan "uang ketat'nya di keluarga beliau.
Karena saya ada jiwa korsa (maksudnya korps setetanggaan),maka saya setujui rencana aneh beliau,dan saya yakin aksinya bukan untuk 'jadi teroris'.pasti untuk sebuah kebaikan.
Terus saya bilang,"Lah lalu uang yang pura-pura dipinjam saya itu untuk apa,sobat..?".Beliau menjawab," Itu uang untuk membuat kursi dan meja buat belajar agama Islam di kantor RT RW di sore hari ,bagi anak-anak di sekitar kampung kita," lalu lanjutnya," Dan sisanya,untuk uang muka membuat gotongan mayat di Mesjid yang sudah rusak,Pasaran atau Keranda mayat untuk orang mati di kampung kita..!".