Mohon tunggu...
Wienndy Dy
Wienndy Dy Mohon Tunggu... -

Suka baca, kayak pp-nya.. Suka pantai, jadi terbawa santai.. Suka tidur, tapi jarang bermimpi.. Karenanya, aku tidak punya banyak impian :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kesetiaan dan Pengkhianatan Cinta R.A. Kosasih

3 September 2012   09:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca kembali cerita komik almarhum R.A. Kosasih, yang merupakan karya klasik yang abadi, sepertinya inilah yang ditinggalkan atau diwariskannya.

Siapa yang tak kenal epos pewayangan Ramayana, atau lazim disebut Rama dan Sinta. Kisah cinta abadi, yang melambangkan kesetiaan cinta yang tidak lekang oleh macam-macam cobaan. Dewi Sinta yang cantik jelita, yang kecantikannya menjadi buah bibir dan termasyhur ke penjuru mayapada, dan membuat banyak raja yang berharap untuk bisa menjadi suami dari sang Dewi. Hingga akhirnya Rama lah yang ternyata ditakdirkan dewata untuk berhasil meminangnya. Setelah pernikahan itu, pasangan pengantin baru itu, beserta Laksama, adik dari Rama, berkelana.

Bagi Dewi Sinta, meninggalkan kemewahan istana dan dayang-dayang yang selalu siap melayaninya adalah hal yang tidak pernah dilakukannya. Namun karena cintanya pada Rama, diapun rela. Ternyata, dari jaman dahulu sampai sekarang, jika cinta sedang meraja, bisa mengalahkan logika.

Ketika sedang hangat-hangatnya memadu indahnya cinta danmereguk manisnya kebesamaan dalam kesederhanaan, cobaanpun datang. Si Rahwana, raja angkara murka, menculik Dewi Sinta, memisahkannya dari Rama, dan membawanya pergi ke Alengka. Tak henti-hentinya Rahwana merayu dan terus bermimpi bahwa Dewi Sinta suatu saat nanti akan menjadi istrinya. Tentu saja Dewi Sinta tak sudi, karena hatinya hanya untuk Rama seorang. Hingga akhirnya, setelah melalui peperangan antara Rahwana dan Rama, Dewi Sintapun kembali ke pelukan suami tercintanya, setelah melalui dua tahap pengujian kesucian cinta. Salah satunya dengan cincin penguji kesucian. Dan ujian kedua, dengan disaksikan puluhan ribu pasang mata para pasukan Rama, ritual ‘mandi’ ke dalam kobaran api dilalui dengan sempurna. Bukan badan yang terbakar, namun justru keluar dari api dengan singgasana emas yang melayang, menandakan hati dan tubuh yang tetap suci tak terjamah. Jika saja di jaman sekarang ada cincin penguji kesetiaan atau kesucian, mana yang lebih banyak ada, cincin yang masih pas ataukan sudah longgar?

13466616911135543106
13466616911135543106

13466616581507267227
13466616581507267227

1346662208997183180
1346662208997183180
Tidak hanya tentang kesetiaan, pengkhianatan cintapun digambarkan oleh R.A. Kosasih dengan bahasa yang lembut dan tidak vulgar tentunya. Dalam kisah Parikesit, diceritakan seorang raja yang sakti mandraguna dan suka menyebar bibit-bibit peperangan. Dialah Jakasombo, sesuai dengan namanya, orangnya sombong. Dia mempunyai seorang istri, yang karena saking sayangnya pada Rukmini, dia sampai membocorkan rahasia kesaktiannya. Padahal menurut perjanjian dengan dewata, rahasia itu tidak boleh bocor dan mereka yang mengetahuinya maka harus dibunuh karena akan membawa kepada kematiannya sendiri. Bagi Jakasombo, mana mungkin dia mau membunuh istri tercintanya, apalagi rahasia itu dia sendiri yang membocorkannya. Syahdan, karena kelakuan Jakasombo yang karena ambisinya menduduki kerajaan-kerajaan hingga akhirnya menyandera mertuanya sendiri, membuat para pembela kebenaran memikirkan cara bagaimana menyudahi sepak terjang Jakasombo. Adalah Wratsangka, sepupu Parikesit yang akhirnya bertempur langsung dengan Jakasombo, setelah ia mengetahui rahasia kematian Jakasombo. Bagaimana dia bisa tahu hal itu? Mudah saja, karena Rukmini adalah mantan kekasihnya. Jadi bisa dikatakan, apa yang dilakukan Rukmini, yang memberitahu rahasia itu adalah pintu pengkhianatan atau bisa juga awal perselingkuhan. Mungkin seperti yang tertulis di truk-truk di Pantura “Kutunggu Jandamu”.

1346662404124685547
1346662404124685547
Masih ada lagi cerita selingkuh hati. Siapa yang tidak kenal dengan Pandawa? Alkisah, Harjuna, penengah Pandawa yang gagah dan tampan, berhasil memenangkan sayembara memperebutkan putri kerajaan Pancala. Karena saat itu sulung Pandawa, Yudistira masih lajang, maka Drupadi-pun diberikan oleh Harjuna untuk dinikahi, supaya tidak melangkahi yang tua. Ternyata, sebenarnya Drupadi mencintai Harjuna dalam diamnya. Namun karena hal ini, maka dia tidak bisa terus bersama Pandawa saat mendaki Mahameru. Dia meninggal dalam pelukan suaminya, namun cinta di hatinya lebih besar pada Harjuna. Oh, cinta.. Mengapa tumbuh di tempat yang salah?

1346663298727361437
1346663298727361437
Cerita tentang poligami? Oh, ada juga. Kembali ke Rahwana, yang ternyata walau tampangnya raksasa, sangar, buruk dan menyeramkan, tapi karena kekuatan dan kekuasaanya, dia bisa punya banyak istri. Dari istri siluman sampai putri dewa Indra, juga dari kalangan manusia. Tidak ada raseksi yang dikawininya. Boleh juga seleranya ya? Akibat sifat mata keranjangnya itu, anaknya banyak di mana-mana. Sayangnya semua menemui ajal saat pertempuran ayah mereka yang tergila-gila oleh Dewi Sinta dan seolah melupakan ibu-ibu mereka.

Ternyata, setali tiga uang dengan adiknya yang berwujud raseksi. Si Sarpakanaka, adalah wanita jalang, mungkin dari kumpulan yang terbuang. Kalau kakaknya berpoligami, maka dia lebih hebat lagi, poliandri. Suaminya lebih dari satu orang. Aduh, aduh.. kalau dia hidup di jaman sekarang pastinya sudah habis dihujat sana sini, walau yang pro mendukung juga pasti ada.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan apa?

R.A. Kosasih meninggal di usia 93 tahun, tanggal 24 Juli 2012 lalu. Walau dia sudah tiada, namun karya-karyanya akan tetap abadi, seabadi tidur panjangnya dan tergambar di hati pembaca setianya, serta meninggalkan karya indah alias masterpiece lewat goresan komik-komiknya.

Gambar-gambar : Koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun