Tak jauh berbeda dengan Jajang, Komandan Regu (Danru) Terminal Cicaheum Bandung Erwyn Herliana turut merasakan hal serupa. Alih-alih keluarga, pria yang sudah dua tahun tidak mudik ini harus merayakan Lebaran bersama petugas terminal lainnya.
Jangankan beli baju lebaran, Erwyn hanya bisa menyambut Idul Fitri dengan seragam dinasnya.
"Di sini kebetulan saya harus tetap jaga, harus tetap dinas gitu. Harus tetap mantau gimana arus mudik. Gimana ketersediaan bus. Di situ ada sedihnya juga. Namanya orang ingin kumpul sama keluarga, ya. Jadi baju lebaran tiap tahunnya ya, baju dinas. Yang diperbaharui itu baju dinasnya," papar Erwyn.
Kendati demikian, pria berusia 39 tahun ini mengaku masih bisa bersilaturahmi dengan keluarganya meski hanya melalui telepon atau video call. Menurutnya, yang penting ia bisa bermaaf-maafan dengan orang tuanya meski secara tidak langsung.
Selama kurang lebih 17 tahun bekerja di sini, meski terkadang berkesempatan merayakan Idul Fitri bersama keluarga, tak jarang Erwyn harus tetap disibukkan dengan pekerjaannya. Hal ini sering kali membuat keluarganya protes.
"Kita juga kadang-kadang di rumah ditelepon karena ada yang butuh informasi. Kadang-kadang keluarga komplain lah, protes. Kok di rumah juga masih tetap ngurusin kerjaan? Kok di rumah sibuk terus?" ujar Erwyn.
Namun, di balik kesedihan yang ia rasakan, Erwyn tidak menepis bahwa pekerjaannya ini turut membawa kebahagiaan tersendiri untuknya. Ia merasa senang jika dapat membantu orang-orang mudik dengan aman dan lancar.
"Di situ kalau menurut saya tuh, itu berpahala. Nah, itu yang bikin saya senang," ucapnya.
Pada Idul Fitri tahun ini, sesuai namanya, Erwyn berharap seluruh umat Muslim dapat kembali ke fitrahnya dengan dosa yang diampunin dan doa yang diterima Sang Maha Kuasa. Ia juga berharap pandemi segera berakhir dan dapat berkumpul bersama keluarga pada Hari Raya Idul Fitri berikutnya.