Sehari setelah mengetahui hal itu membuat Dara diam seribu bahasa. Lalu seorang lelaki masuk kekamar rawatnya ya, dia adalah Revan.
"Dar, gue udah ngebebasin kamu dari rumah sakit jiwa" ucap Revan
"Tapi semua itu ga gratis" Dara tidak mempedulikan ucapan Revan
"Dira kritis, dia kekurangan darah dan hanya kamu yang memiliki darah sama, jadi sebagai gantinya kamu harus donorin darah kamu ke Dira" ucapan Revan sukses membuat mata Dara hampir keluar, setelah ia dicampakkan lalu sekarang disuruh untuk mendonorkan darahnya.
"Aku gabisa, aku lagi sakit dan itu tidak mungkin" jawab Dara
"Aku gamau tau selamatin adik aku atau kamu masuk penjara!" Setelah mengatakan hal itu Revan keluar dari ruangan Dara.
Dara menangis, lagi. Seakan tiada habisnya penderitaan Dara. Kenapa takdir begitu kejam? kenapa mereka tidak bisa mengganggapku lagaknya seorang anak, adik, saudara? rasanya aku ingin mati saja. Secara batin ia sakit secara fisik dia tersenyum.Ini tidak adil. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain menuruti permintaannya. Baik, kalo itu mau kalian akan aku ikuti dan setelah itu akan tidak akan ada dihadapan kalian lagi.
part #10
ini yang terakhir setelah ini ikhlaskan aku
***
Pagi ini detik ini Dara berada di ruang dokter yang menangani Dira. Dara akan diperiksa atas kecocokan darah, dan resiko lainnya. Disana terlihat ada papah, mama, dan Revan.
"Harus saya perjelas. Darah Dara memang sangat cocok dengan Dira mungkin karena Dara adalah kembaramnya. Tapi... Kondisi Dara akan sangat membahayakan jika melalukakan donor darah itu akan membuat resiko yang besar buat Dara" jelas dokter
"Kalo donor ini tidak dilakukan bagaimana dok?" tanya Revan
"Kita harus menunggu pendonor lain yang sehat tapi itu kemungkinan memakan wakti yang sangat lama sedangkan kondisi Dira saat ini kritis" jawab dokter
Mendengar pernyataan itu Dara sudah bisa menebak mereka akan tetap memaksa Dara untuk mendonorkan darahnya walaupun iitu berbahaya baginya.
"Kalo begitu saya mau periksa pasien lain dl, jika setuju tolong tanda tangani ini dan pikirkan baik baik resikonya" Dokter menonggalkan ruangan menyisakan Dara dan keluarganya
"Saya gamau tau kamu harus mendonorkan darah kamu" ucap papahnya
"Betul Dara apa kamu tega akan membiarkan Dira seperti itu?" kata mamanya
"Apa keberadaan Dara sangat tidak diingkan oleh keluarga ini? Apa kepergian Dara akan membuat kalian semua senang?" Ucap Dara dengan menahan tangisnya
"Ngomong apa kamu Dara! cepat tandatangani ini ucap revan.
"baik saya akan tanda tangan tapi dengan satu syarat setelah pendonoran darah selesai kalian tidak boleh ikut campur dengan urusan ku lagi dan mencari-cari keberadaanku lagi" jawab Dara
"baik kalau itu mau kamu akan kami lakukan, sudah cepat tanda tangani ini!
Dara menandatangani surat pendonoran darah tereebut dan langsung kembali ke kamarnya.
***
Siang hari Dara sedang melamun di kamarnya. Tiba-tiba pintu kamar dara terbuka menampilkan sosok yang sangat ia butuhkan.
"Daraa...... kamu sakit apa nak?" ucap Odi
"Om Tante kalian tahu dari mana aku ada disini" tanya Dara
"Itu tidak penting kenapa kamu ada disini dan tidak memberi tahu kami" tanya Kelli
"Dara hanya tidak ingin merepotkan Om dan Tante saja" ucap Dara
"Dara kamu tidak boleh berbicara seperti itu sebenarnya kamu sakit apa sih sampai tidak ingin bilang kepada Om dan Tante"
"Sebenarnya Dara sakit gagal ginjal Tante" jawab Dara
"Astagfirulloh terus keadaan kamu sekarang bagaimana?"
"Aku gapapa tante tidak usah khawatir"
"Dara siap-siap jam empat kamu harus donor darah" ucap Revan sambil masuk ke ruangan dara
"Donor darah untuk apa?" tanya Odi
"Ya untuk Dira lah Om Dira sekarang ada di IGD akibat ulah dia tu om"
"Memang Dira kenapa?" tanya Odi
"Dia sedang kritis dan butuh donoran darah"
"Dengan kondisi Dara yang seperti ini?"
"Ya iya la dia harus tanggung jawab"
"Revan! adikmu sedang sakit dan kamu nyuruh dia buat donorin darah nya? kamu sadar ga si resiko yang bakal di tanggung Dara nanti apa?!!" ucap Kelli
"Pokoknya Revan gamau tau Dara harus donorin darahnya sesuai surat persetujuan!" Setelah mengucapkan kata kata itu Revan pergi dari kamar Dara.
"Hikss.. hikss.. Tantee.. Om.. Dara harus bagaimana" tangis Dara
"Dara kamu yang sabar ya tante pasti bantu kamu"
"Sabar setelah pendonoran om bakal bawa kamu ke rs lain oke"
***
part #11