ucapan itu terlalu jahat. Dara sangat terpukul, sepulang ayahnya Dara masuk kekamar mandi dan melakukan self injury. Dara sebenernya memerlukan beberapa obat untuk tidur dan sering menyakiti dirinya jika sudah seperti ini.
part #4
apa harus aku lagi yang mengalah?
***
Karena panggilan papahnya mulai hariini Dara pulang kerumah. Yap, rumah yang penuh kenangan mengerikan sebernarnya Dara merasa percuma ada atau tidak ada dirinya dirumah tidak akan membuat suasna berubah.
 Seperti ini sekarang, sepulang sekolah sampai jam menunjukan pukul 8 ia belum makan sama sekali  dan tidak ada yang mengantarinya makan.
 Saat hendak ke dapur ia melihat diruang tamu yang ramai sekali entah ada acara apa. Dara mendekati kerumunan itu dan betapa terkejutnya melihat Farel, Mirna berkumpul bersama keluarganya.
 "Yaa.. bagaimana kalo dipercepat saja pertunangannya?"
 "Tunguu.. apa?? pertunangan?? di keluarganya hanya Revan, dirinya dan.. apa? tidak ini tidak akan mungkin. Di..ra??" Dira memikirnya dalam hati menduga duga supaya ini tidak benar
 "Bagaimana Dira kamu senang?"
 OMG!! itu suara mamah nya, Dara tidak sanggup lagi dia pergi ke kamar dan menangis sejadi jadinya.
 ***
 Keesokan harinya Dara mengabaikan Farel sampai Farel gemas dan menarik paksa Dara
 "Farel lepas!" iya menghentakan kaki dan tangannya setelah smapai di rooftop.
 "Kamu kenapa si Dar, kamu ko jadi mengabaikan aku?!" sentak Farel
 "Aku gapapa" wajah cantik Dara berpaling dari mata Farel
 "Kamu kenapa kenapa! dan aku tau itu.. apa jangan jangan.." Dara tak siap mendengar pertanyaan bahwa Farel dan Dira akan bertunangan, air mata menumpuk di kantung mata Dara.
 "Iya!!! aku tau semuanya, aku lihat semuanya! kamu tega ya Rel, setelah mama dan papa apa Dira akan ambil kamu dari hidup aku juga? Kenapa rel kenapa?!!! kamu tau kan cuman kamu yang aku punya!!!" Dara meluapkan semua emosinya, Farel yang tak bisa melihat gadisnya menangis ia tidak bisa berkata dan langsung memeluk Dara.
 ***