Mohon tunggu...
Widyawati Wahyu Ningsih
Widyawati Wahyu Ningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Artikel

191330000461 (PGSD-A2) UNISNU JEPARA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Menganalisis Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar Sebelum Pembelajaran

30 November 2020   09:26 Diperbarui: 30 November 2020   09:46 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

(2). Komponen / kemampuan awal.
Komponen ini adalah penganalisisan pada kemampuan si anak saat sebelum pembelajaran. Analisis kemampuan awal dilakukan untuk megetahui seberapa banyak pengetahuan atau kemampuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik sekolah dasar. Hal ini dilakukan juga sebagai pemeroleh tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik. Hal ini bertujuan agar pendidik dapat memberikan bahar ajar sesuai dengan kemampuan awal yang dimiliki peserta didik untuk dikembangkan agar lebih luas lagi.

(3). Gaya belajar.
Dengan melakukan penganalisisan gaya belajar peserta didik, akan memudahkan pendidik dalam menentukan metode dan strategi dari gaya belajar mereka. Gaya belajar ini memperlihatkan kecenderungan seseorang dalam memberi respons terhadap sebuah stimuli. Gaya belajar juga dapat dimaknai sebagai presferensi atau kebiasaan yang diperhatikan oleh individu memproses informasi dan pengetahuan serta mempelajari suatu keterampilan. Disini juga pendidik dapat menentukan apakah akan diubah gaya belajar mereka atau dilanjutkan gaya belajar mereka. Sehingga saat pembelajaran tidak monoton, tetapi peserta didik dapat aktif sehingga menghasilkan kelas yang kondusif.

Gregorc dalam butler (1986) membagi gaya belajar menjadi 4 kategori yaitu : 1. concrete sequentelial. 2. Concrete random. 3. Abstract sequential. 4. Abstract random. Gaya belajar dapat diklasifikasikan ke dalam kecenderungan dan kecepatan yang dimiliki oleh seseorang dalam memproses jenis informasi spesifik. Klasifikasi gaya belajar individu didasarkan pada kemampuan dalam memahami jenis informasi tertentu yaitu gaya belajar auditif, visual, dan karakteristik (Bobbi, 2009: 110).

(4). Karakteristik perkembangan akademik.
Karakteristik perkembangan ini dijelaskan dengan menggunakan tahap perkembangan kognitif menurut piaget (yatim, 2013:123). Kemampuan akademik berkaitan dengan cara kerja otak. Adapun perkembangan kognitif itu meliputi : 1. Tingkat sensori motor pada umur 0-2 tahun. 2. Tingkat pra operasional pada umur 2-7 tahun. 3. T ingkat operasional konkrit pada umur 7-11 tahun.

(5). Motivasi
Dengan memberikan motivasi diharapkan mampu membangkitkan semangat peserta didik, dalam motivasi ini peserta didik juga diberi pengalaman nyata serta nasihat, hal ini dapat membuka jiwa mereka agar mengikuti semangat yang sudah dicontohkan.


4. Teknik Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik
siswa di sekolah dasar merupakan bagian dari tahap analisis kebutuhan yang dilakukan sebelum suatu aktivitas pembelajaran dimulai. Tujuan dari analisis karakteristik siswa adalah untuk memperoleh informasi tentang profil siswa yang akan mengikuti program pembelajaran di sekolah dasar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik siswa, yaitu: 1. Observasi , 2. Wawancara , 3. Kuesioner, 4.  Pre-tes

Observasi dilakukan dengan mengamati siswa yang akan mengikuti program pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan secara informal dengan mengamati "perilaku" siswa. Perilaku yang diamati secara umum dan perilaku yang berkaitan dengan cara dan kebiasaan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Wawancara, hampir sama dengan observasi, juga merupakan teknik yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa. Wawancara dapat dilakukan guru seperti ngobrol ringan tetapi bermakna untuk menggali informasi. Wawancara dapat dilakukan melalui cara yang informal. Wawancara dapat dilakukan sambil mengamati atau observasi terhadap siswa yang menjadi sasaran program pembelajaran. 

Wawancara dan observasi dapat dilakukan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik umum dari siswa. Kuiesioner, yang disebarkan kepada responden atau siswa, adalah cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa. Instrumen kuesioner yang perlu diisi oleh resposnden haru dapat menjaring informasi yang terkait dengan preferensi atau kesukaan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kesukaan dan kecenderungan yang dipilih siswa dalam melakukan aktivitas beljara disebut dengan gaya belajar. 

Pre-tes merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki oleh seseorang atau siswa. Hasil pre-tes dapat memberi informasi yang berguna tentang kompetensi yang telah dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti program pembela-- jaran. Hal ini dikenal dengan istilah kemampuan awal atau entry behavior. Pretes juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat penguasaan kemampuan kompetensi yang peru dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti program pembelajaran. Hal ini dikenal dengan istilah kemampuan prasyarat atau prerequiste skill.  


SIMPULAN
Anak sekolah dasar atas maupun rendah mempunyai ciri perkembangan yang pesat, sehingga sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan karakteristik dan kemampuan peserta didik di SD. Dalam perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan kemampuan, keterampilan dan kejelian desainer pembelajaran untuk menganalisis situasi dan keadaan tertentu peserta didiknya. Setiap peserta didik  dan kelompok kelas meniliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda, sehingga pendiddik harus melakukan analisis terhadap karakteristik peserta didiknya. Tahap ini dilakukan untuk menjamin bahwa progam pembelajaran akan sesuai yang sudah di atur sesuai dengan profil siswa agar tujuan yang diharapkan tercapai.


Daftar Pustaka
Arifin, Jauharoti. 2014. Analisis karakteristik Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Surabaya : UIN Sunan Ampel.
DePorter, Bobbi &Mike Hernacki. 2009. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terj. Alwiyah Abdurrahman original Title         Quantum Learning : Unleshing the Genius in You. Cetakan ke-27. Bandung: Kaifa
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Dwiwarna and Raditya Bayu Rahardian. 2018. The Most Considered Type Of Student Characteristics By Primary School Teachers. International Jurnal on           Integrating Technology in Esducation (IJITE) Vol. 7, No.3. Yogyakarta: Yogyakarta State University.
Indriani, Dias Septi. 2014. Keefektifan Model Think Pair Share Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Semarang :                  UNNES.
Jatmika, herka maya. Pemanfaatan media Visual dalam mnunjang pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. Jurnal pendidikan jasmani dan                    kesehatan. Yogyakarta : UNY
Makmun. 1995. Perkembangan Anak. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Piaget, Jean. & Barbel Inhelder. 2010. The Psychology of Child . Terj. Miftahul Jannah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Pribadi, Beny A.. 2011.  Model Assure Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta : Dian Rakyat
Riyanto, Yatim. 2013. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Cetakan ketiga. Jakarta: Prenada Media Group
Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar PENJASKES SD/MI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun