Sudut pandang yang digunakan penulis dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga serba-tahu. Hal ini dapat dibuktikan dari nama tokoh yang digunakan, juga kata dia, -nya, dan kata ganti orang ketiga yang lain. Isi cerita pada novel ini juga disampaikan dengan detail, seakan mengetahui segalanya tentang cerita tersebut.
Esti Kinasih, perempuan kelahiran Jakarta tahun 1971 ini merupakan penulis yang setiap karyanya akan selalu digemari oleh para pembaca. Cerita-cerita yang dikemas menjadi novelnya, selalu berhasil membuat pembaca tertarik untuk membaca dan membaca.Â
Hal ini dikarenakan Esti sering pergi travelling sendiri untuk menyendiri dan mencari ide juga inspirasi menulis. Tidak salah lagi jika ide-ide yang digunakan pada novelnya sangat dikagumi pembacanya.Â
"Begitu keluar dari koridor utama dan melihat motornya di kejauhan, Ari merogoh saku celana panjangnya dan mengeluarkan kunci. Sekolah, belajar, buku-buku, dan para guru, bahkan teman-teman akrabnya, semua telah terlempar dari benaknya karena satu nama itu. Dia hanya ingin pergi dan menyendiri." (hal. 64)
Di dalam novel ini, penulis menyampaikan amanat bahwa kita harus bisa menghargai hak orang lain dan tidak suka mengusik kehidupan orang lain dengan melecehkan harga dirinya. Untuk pelajar, penulis ini menyampaikan bahwa apa yang bersifat anarkis itu tidak baik, seperti tawuran contohnya. Menjadi pedendam seperti Angga juga sangat tidak dianjurkan, karena hanya akan membuat diri ingin menghancurkan orang lain, dan masih banyak lagi.
Untuk setiap hal, kelebihan dan kekurangan pasti akan selalu ada. Pada novel ini, kelebihan yang dimilikinya yakni dengan mengangkat tema percintaan segitiga ala remaja, novel ini sukses digemari masyarakat terutama remaja. Bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti, juga bernuansa santai. Alur yang digunakan juga jelas, tidak membingungkan hingga pembaca dapat dengan mudah memahami tiap kata yang disampaikan penulis melalui novelnya ini.
Selain kelebihan, tentu saja novel ini juga memiliki kekurangan. Bagi saya, kekurangannya novel ini adalah akhir ceritanya yang hrus bersambung, atau dapat dikatakan kita harus menunggu novel berikutnya untuk dapat membaca lanjutan cerita "Jingga dan Senja". Latar yang digunakan tidak beragam, hanya sekolah dan beberapa tempat diluar sekolah yang diceritakan penulis pada novel ini.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, novel "Jingga dan Senja" karya Esti Kinasih ini sangat menghibur pembaca dan menarik banyak minat pembaca. Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil meski dalam bentuk sederhananya. Intisari dari novel ini adalah besarnya pengorbanan untuk seseorang yang begitu berarti untuk kita, juga persahabatan yang  begitu kuat hingga mengalahkan cinta itu sendiri. Semoga kisah yang disajikan pada novel ini dapat berguna dan menginspirasi banyak orang yang membacanya.
"Senja tetap selalu jingga, begitu pula aku yang selalu mencinta" --Jingga dan Senja
Â