seperti malam malam kemarin
kukenangkan engkau lewat serpihan kursi bambu tua yang deraknya pekak
dengan secangkir sunyi dan kepulan angan yang seringkali tersesat
kita kencani sebuah gitar tua dan melumatnya dalam irama
Â
tawamu serenyah gorengan musim dingin
dongenganmu tak mengenal kata akhir
lalu kita berjalan menapaki kata
dengan butiran huruf yang kueja  menjadi sajak tanpa jeda
Â
sedang apakah kau disana
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!