Mohon tunggu...
Itin Hidaya
Itin Hidaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Dunia Emak-emak

Dunia emak-emak selalu punya pesonanya tersendiri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arafat yang Cerdik dan Ramuan Raja

4 Oktober 2018   02:34 Diperbarui: 4 Oktober 2018   02:36 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat di pasar Arafat melihat kerumunan orang. Penasaran dengan apa yang terjadi pada kerumunan itu. Arafat akhirnya mendatangi kerumunan itu. Ternyata ada utusan raja sengaja datang ke Pasar untuk memberitahukan sebuah sayembara. 

Raja mengadakan sebuah sayembara bahwa barangsiapa yang mampu mengobati putranya Unggul Natanegara maka akan diberikan hadiah yang sangat besar. Mendengar pengumuman itu Arafat kemudian teringat perkataan sang tabib perempuan yang pernah didengarnya dari balik tirai. Arafat pun bergegas pulang ke rumah tabib itu.

Tabib perempuan itu pernah berkata bahwa satu-satunya cara untuk mengobati putra mahkota raja adalah dengan ramuan racikannya dipadukan dengan ikan khusus. Seperti biasanya, tugas Arafat adalah membuatkan teh untuk sang tabib sambil memijati. Arafat yang cerdik itu pun kemudian memulai pembicaraan dengan sang tabib. Ia menanyakan perihal ramuan rahasia yang dipadukan dengan ikan itu. Karena sang tabib begitu lelahnya, ia pun terlena saat Arafat bertanya. Sang tabib itu menyebutkan satu demi satu rempah-rempah beserta ikan khusus dengan cara meraciknya. Arafat merekam pembicaraan itu dalam ingatannya.

Keesokan harinya ia bergegas menuju pasar untuk membeli ikan khusus itu. Berbekal dari pengalamannya saat menjadi anak angkat nelayan miskin. Arafat mampu mengenali jenis ikan dengan cermat.

Malam berlalu seperti biasanya. Arafat bertugas membuatkan teh untuk sang tabib. Namun, kali ini Arafat mencampurkan sedikit rempah ke teh sang tabib. Rempah yang dicampur bukan rempah sembarangan. Rempah ini adalah obat tidur. Arafat sengaja mencampurkan rempah itu agar sang tabib bisa tertidur dengan terlelap. Sehingga Arafat dengan leluasa bisa masuk ke ruangan pribadi tabib itu, kemudian meracik obat untuk Unggul.

"Grook...grokk". Suara dengkuran sang tabib itu. Arafat mulai mengeluarkan ikan yang dibelinya tadi siang. Dengan cermat ia mulai mengingat rempah-rempah yang disebutkan oleh sang tabib itu. Ia lalu meraciknya dengan ikan. Walaupun baru pertama kali meracik obat, namun Arafat begitu piawai melakukan pekerjaan  itu. Tak terasa suara ayam saling bersahutan, tanda pagi sudah menjelang. 

Arafat tidak tidur sepanjang malam. Ia buru-buru merapikan ruangan pribadi sang tabib tersebut agar tidak ketahuan jika Arafat telah mengobrak-abrik rempah-rempahnya. Tidak lupa Arafat juga mencuci wadah tempat meracik ramuan. Ia tahu bahwa sang tabib sangat phobia dengan segala seseatu yang berhubungan dengan ikan. Termasuk bau amis ikan.

Ramuan hasil racikan Arafat ini dimasukkan ke dalam botol kecil, untuk kemudian dipersembahkan kepada raja. Siangnya saat pasien sang tabib padat.Arafat kecil menggunakan kesempatan ini untuk pergi ke Istana menemui raja. Saat akan memasuki gerbang istana, Arafat dihadang para prajurit. " Aku ingin menemui raja, Aku membawa obat untuk kesembuhan putra mahkota", kata Arafat pada prajurit.

Para prajurit tidak menghiraukan perkataan Arafat. Mereka menyepelekan perkataan Arafat yang masih bocah. Pikir mereka, tabib perempuan yang paling hebat di negeri ini saja tidak mampu mengobati Unggul, apalagi anak kecil. Tidak berputus asa, Arafat lalu berteriak. Teriakan Arafat ini akhirnya didengar oleh raja yang sedang mengadakan pertemuan di Istana. Sontak, raja kemudian mendekati sumber suara itu. Ternyata sumber suara itu berasal dari pintu gerbang. Arafat yang sejak dari tadi berusaha menerobos pintu gerbang, melihat pria berpakaian mewah dan menggunakan mahkota. Ia pun berpikir bahwa pria yang dilihatnya itu pastilah raja. Sehingga ia menambah volume suaranya. "Wahai raja, Aku membawa obat untuk anakmu.Ijinkanlah Aku masuk!", teriak Arafat.

Tanpa berpikir panjang raja yang dilanda stres itupun mempersilakan masuk Arafat. Ratusan tabib sudah datang ke istana namun selalu gagal mengobati Unggul. Begitupula, raja merasa ditipu dengan orang yang berpenampilan layaknya seorang pertapa yang mampu mengobati Unggul namun gagal. Yang ada raja hanya diperas harta bendanya saja. Kali ini raja sudah pasrah, dan menganggap bahwa anak kecil yang datang kepadanya adalah hadiah dari Yang Maha Kuasa.

Raja pun membawa Arafat menuju ke kamar Unggul. Putra mahkota itu sebenarnya parasnya sangat tampan. Perawakannya gagah, namun sayang Unggul seringkali mengamuk tanpa sebab.Terkadang menendang-nendang barang dan tembok istana. Kadang juga berlari mengitari istana. Inilah yang menyebabkan raja dilanda stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun