Dikutip dari detikfinance, OJK mencatat bahwa minat terhadap skema pembayaran dengan istilah Beli Sekarang Bayar Nanti (BSBN) meningkat menjadi 72,88 juta kontrak pada bulan Mei 2023, mengalami kenaikan sebesar 18,18 juta kontrak atau sekitar 33,25% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan survey yang dilakukan bulan Juni 2023 oleh Katadata Insight Center- Kredivo, pembayaran dengan metode PayLater semakin digemari oleh para konsumen.Â
Survey menunjukkan bahwa 49,5% konsumen memanfaatkan PayLater saat melakukan pembelanjaan di platform e-commerce, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 28,2%.
Kenaikan popularitas PayLater di kalangan konsumen ini didasari oleh kemudahan yang diberikan oleh layanan tersebut kepada konsumen. Salah satunya adalah kemudahan dalam mendapatkan kredit, terutama bagi kelompok masyarakat yang sebelumnya belum pernah memperoleh akses kredit.
Alasan sebagian besar konsumen mengapa menggunakan PayLater antara lain karena bisa belanja dengan dicicil, untuk membeli kebutuhan mendadak, mendapatkan promo menarik, dapat mengatur cashflow serta membeli barang di luar kebutuhan rutin.
Fitur-fitur PayLater
Fitur PayLater dapat bervariasi tergantung pada platform atau layanan yang menyediakannya. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa fitur umum yang sering terkait dengan layanan PayLater:
1. Bayar Nanti
Fitur ini tentunya yang paling menarik bagi para konsumen karena mereka bisa menunda pembayaran dan menikmati produk/jasa saat ini.
2. Tanpa Bunga
Beberapa layanan PayLater menawarkan pembayaran bebas bunga dan bebas denda apabila cicilan dibayar tepat waktu. Tapi otomatis langsung akan terkena bunga dan denda apabila menunggak.
3. Mudah Registrasi dan Instant Approval
Pada umumnya peryaratan untuk mendaftar PayLater lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan persyaratan untuk memohon kredit dari Bank. Persetujuan limit PayLater juga dilakukan secara instant approval.
4. Terintegrasi dengan e-commerce
Banyak platform e-commerce telah mengintegrasikan PayLater sebagai metode pembayaran, sehingga konsumen dapat dengan mudah memilihnya saat berbelanja online serta mendapatkan notifikasi pada saat jatuh tempo cicilan.
PayLater dan Gaya Hidup Konsumtif
Disamping berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh PayLater, cara pembayaran ini sekaligus juga berpotensi menjadi candu untuk berbelanja produk dan jasa yang sebetulnya bukan merupakan kebutuhan, alias hanya untuk menunjang gaya hidup.
Berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center -- Kredivo, penggunaan layanan PayLater terbesar digunakan untuk pembelian barang secara online. Lima kategori utama barang yang dibeli secara online meliputi fashion, perlengkapan rumah tangga, perangkat elektronik, komputer/laptop/hp, serta produk perawatan tubuh & kecantikan. Pada peringkat keenam baru kategori makanan dan minuman. Data ini mengindikasikan bahwa pembelian melalui layanan PayLater lebih sering digunakan untuk barang-barang sekunder atau gaya hidup.
Perilaku konsumtif merujuk pada tindakan membeli barang atau jasa yang sebenarnya tidak diperlukan dan biasanya dilakukan secara impulsif. Tujuan pembelian ini untuk memuaskan keinginan atau hasrat sesaat. Faktor ini sering muncul akibat kurangnya literasi keuangan, yang berdampak pada ketidakmampuan untuk merencanakan pengelolaan keuangan secara matang.
Perilaku konsumtif dapat memiliki dampak negatif pada stabilitas keuangan pribadi, seperti menyebabkan hutang yang besar, mengganggu tabungan, atau menghambat kemampuan untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang.Â
Faktor-faktor seperti iklan yang membujuk, sosmed yang memicu FOMO (Fear Off Missing Out), tekanan sosial, dan dorongan untuk memenuhi keinginan segera seringkali mempengaruhi perilaku konsumtif.
Menggunakan PayLater dengan Bijak
Dalam situasi seperti ini, penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran tentang kebiasaan konsumsi dan mulai mengambil langkah-langkah untuk mengelola keuangan secara bijak untuk mengantisipasi dampak negatif perilaku konsumtif dari penggunaan PayLater.
- PayLater bukan alat pembayaran, tapi cara untuk membayar, jadi tetap harus memperhitungkan arus kas, hal ini sama seperti penggunaan kartu kredit dan hutang konsumtif lainnya. Rule of thumb pembayaran atau cicilan total hutang maksimal adalah 30% dari pendapatan untuk mencegah perilaku lebih besar pasak daripada tiang.
- Penting untuk memahami persyaratan dan ketentuan yang berlaku untuk layanan PayLater yang akan Anda gunakan, terutama berkaitan dengan suku bunga yang mungkin dikenakan dan potensi denda atas keterlambatan pembayaran cicilan serta biaya-biaya tambahan lain yang mungkin dikenakan (hidden cost).
- Sebaiknya kita memanfaatkan layanan PayLater hanya untuk membeli produk dan jasa yang benar-benar dibutuhkan pada saat itu. Hindari membeli barang dan jasa yang sifatnya konsumtif. Sebaiknya untuk pembelian konsumtif ini adalah dengan cara menabung.
- Lakukan pembayaran atau pelunasan cicilan tepat waktu. Di awal bulan, alokasikan dana khusus untuk memenuhi kewajiban ini. Penting juga untuk terus memantau status hutang atau cicilan dari layanan PayLater agar tetap terkendali.
- Hindari menggunakan PayLater untuk melakukan penarikan secara tunai. Suku bunga yang dikenakan pada penarikan tunai berkisar antara 1 hingga 3% per bulan. Tarif bunga ini relatif tinggi, terutama jika terjadi keterlambatan pembayaran yang berpotensi terkena denda tambahan.
- Harus dipastikan bahwa penyelenggara jasa PayLater sudah mendapatkan ijin dari OJK dan aplikasinya sudah berada dalam pengawasan Menkominfo.
Penggunakan PayLater bagaikan memegang pedang bermata dua. Di satu sisi cukup berguna untuk membayar kebutuhan yang sifatnya penting dan mendesak, di sisi lainnya akan menyebabkan kesulitan jangka panjang jika penggunaannnya tidak terkendali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H