UJIAN AKHIR SEMESTER MANAJEMEN KOMPENSASI
Nama Kelompok:
1. Dimas Dwi Pramana
2. Khusniya Pratama Putri
3. Widya Restuvianti
PENILAIAN KINERJA
Dalam penilaian kinerja, pemberian reward dan punishment merupakan aspek terpenting yang diperhatikan oleh manajer dari suatu perusahaan. Dapat disimpulkan bahwasanya manajemen sumber daya manusia merupakan suatu ilmu dan seni dalam mengatur kemampuan yang ditunjukkan melalui perpaduan antara kemampuan daya pikir seseorang dan praktik fisik secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) merupakan proses mengevaluasi seberapa baik seorang karyawan saat sedang melakukan pekerjaan mereka dibandingkan dengan standar yang sudah ditetapkan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan  (Kevin Tangkuman, 2020).
Manajemen pengelolaan modal manusia dapat dilakukan dengan melakukan penilaian kinerja karyawan (performance appraisal). Penilaian kinerja karyawan merupakan proses yang dilakukan dimana dengan merencanakan, mengorganisasikan, menyupervisi, mengontrol dan menilai kinerja. Umpan balik yang spesifik dari atasan akan memudahkan karyawan untuk membuat perencanaan-perencanaan kerja serta keputusan-keputusan yang lebih efektif untuk kemajuan perusahaan. Dalam melakukan penilaian kinerja, pada proses yang akan dinilai adalah kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Dalam metode evaluasi kinerja menggunakan checklist, penilai melakukan observasi kinerja yang ternilai, kemudian memilih indikator yang melukiskan kinerja dengan memberikan tanda checklist jika sudah sesuai (Ayun, 2020).
Oleh karena itu dibutuhkan diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi karena keahlian atau kompetensi yang dapat mendukug peningkatan prestasi kinerja karyawan. Dengan penilaian kinerja yang tepat, maka produktivitas kinerja karyawan dapat dinilai dan dihargai sesuai dengan hasil pekerjaannya. Dengan demikian insentif yang diterima oleh karyawan sesuaidengan nilai prestasi kinerjanya. Dalam penilaian prestasi kinerja terdapat beberapa proses yang meliputi : (1) Penetapan standar prestasi kerja (2) Penilaian prestasi kerja actual karyawan dalam hubungan dengan standar-standar (3) Memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan prestasi kerja (Eko Nurmianto, 2020).
 PROSES PENENTUAN BENEFIT KARYAWAN
Terdapat tujuh kriteria dalam penentuan benefit karyawan diantaranya Logika pada saat berpikir, ketelitian seorang karyawan, tanggung jawab, kerjasama, kejujuran, dan kepemimpinan sebagai kriteria benefit dan absensi sebagai kriteria controlling. Penentuan benefit seorang karyawan tidak luput dari penilaian sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya dan juga mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik dan tidak merugikan pihak lain. (Guna Yanti Kemala Sari Siregar, 2020).
Sistem pengambilan keputusan adalah alat bantu bagi sebuah perusahaan manajerial, dalam pengambilan suatu keputusan memiliki beragam konteks yang berbeda dimana tidak semua pengambilan keputusan haruslah bersifat memuaskan hanya satu pihak saja, tetapi seluruh organisasi mersakannya dan tidak ada yang saling bertentangan satu sama lain. Untuk menentukan karyawan yang baik bukanlah hal yang mudah bagi sebuah perusahaan karena penilaian ini harus didasari dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh perusahaan (Hertyana, 2018).
Pada tahapan penentuan benefit karyawan dapat dilakukan dengan melakukan proses perangkingan dimana menentukan alternated secara optimal, yaitu karyawan yang sesuai dengan riteria yang akan disetujui dan diberikan reward. Sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan penilaian langsung dengan karyawan dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. (Humisar Hasugian, 2018).
PERFORMANCE BASED PAY
Pembayaran berdasarkan kinerja yang dikombinasikan dengan program pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan berbasis kinerja membayar dan hubungan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Pembayaran berbasis kinerja dapat memotivasi karyawan untuk bekerja secara efisien dan mendapatkan kenaikan gaji. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan yaitu dengan penilaian berbasis kinerja contohnya dengan adanya program pelatihan. (Shuja Iqbal, 2019).
Bagi karyawan, gaji tidak hanya memberikan insentif yang kuat untuk bekerja, tetapi juga memungkinkan mereka untuk memertahankan hidup mereka dan mensejahterakan hidup mereka. Karena hubungan kerja antara organisasi dan individu tidak dapat terpisahkan dari gaji dan gaji harus dikelola dengan baik ditempat kerja kontemporer. Dengan kata lain, kompensasi yang lebih tinggi tidak serta merta dapat meningkatkan kepuasan kerja.Â
Menyelidiki gaji berbasis kinerja dibandingkan dengan karyawan dalam organisasi dan mebayar daya saing dibandingkan dengan karyawan diluar moderasi hubungan antara kompensasi total dan kepuasan kerja karyawan tingkat yang lebih rendah. Semua dianggap sama, karyawan perusahaan dengan daya saing upah tinggi mungkin dianggap puas dengan pekerjaan dari organisasi tersebut (Chungnam, 2021).
Model pembayaran berbasis intensif harus memasukkan faktor-faktor terpenting yag dapat mempengaruhi keterlibatan penyedia dalam model P4P termasuk keterlibatan dalam program, pemilihan ukuran, dan pengimplementasian. Wawasan mengenai sikap dan keterlibatan akan menignkatkan peluang untuk mengembangkan model pembayaran yang secara positif mempengaruhi kualitas klinis dan hasil dari tujuan yang sudah ditetapkan oleh sebuah organisasi (Barbara Martin, 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H