Mohon tunggu...
Widya Restuvianti
Widya Restuvianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen

Unversitas Internasional Semen Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Mengenai Manajemen Kompensasi (Penilaian Kinerja, Proses Penentuan Benefit Karyawan dan Performance Based Pay)

26 Januari 2022   23:29 Diperbarui: 26 Januari 2022   23:39 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sistem pengambilan keputusan adalah alat bantu bagi sebuah perusahaan manajerial, dalam pengambilan suatu keputusan memiliki beragam konteks yang berbeda dimana tidak semua pengambilan keputusan haruslah bersifat memuaskan hanya satu pihak saja, tetapi seluruh organisasi mersakannya dan tidak ada yang saling bertentangan satu sama lain. Untuk menentukan karyawan yang baik bukanlah hal yang mudah bagi sebuah perusahaan karena penilaian ini harus didasari dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh perusahaan (Hertyana, 2018).

Pada tahapan penentuan benefit karyawan dapat dilakukan dengan melakukan proses perangkingan dimana menentukan alternated secara optimal, yaitu karyawan yang sesuai dengan riteria yang akan disetujui dan diberikan reward. Sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan penilaian langsung dengan karyawan dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. (Humisar Hasugian, 2018).

PERFORMANCE BASED PAY

Pembayaran berdasarkan kinerja yang dikombinasikan dengan program pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan berbasis kinerja membayar dan hubungan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Pembayaran berbasis kinerja dapat memotivasi karyawan untuk bekerja secara efisien dan mendapatkan kenaikan gaji. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan yaitu dengan penilaian berbasis kinerja contohnya dengan adanya program pelatihan. (Shuja Iqbal, 2019).

Bagi karyawan, gaji tidak hanya memberikan insentif yang kuat untuk bekerja, tetapi juga memungkinkan mereka untuk memertahankan hidup mereka dan mensejahterakan hidup mereka. Karena hubungan kerja antara organisasi dan individu tidak dapat terpisahkan dari gaji dan gaji harus dikelola dengan baik ditempat kerja kontemporer. Dengan kata lain, kompensasi yang lebih tinggi tidak serta merta dapat meningkatkan kepuasan kerja. 

Menyelidiki gaji berbasis kinerja dibandingkan dengan karyawan dalam organisasi dan mebayar daya saing dibandingkan dengan karyawan diluar moderasi hubungan antara kompensasi total dan kepuasan kerja karyawan tingkat yang lebih rendah. Semua dianggap sama, karyawan perusahaan dengan daya saing upah tinggi mungkin dianggap puas dengan pekerjaan dari organisasi tersebut (Chungnam, 2021).

Model pembayaran berbasis intensif harus memasukkan faktor-faktor terpenting yag dapat mempengaruhi keterlibatan penyedia dalam model P4P termasuk keterlibatan dalam program, pemilihan ukuran, dan pengimplementasian. Wawasan mengenai sikap dan keterlibatan akan menignkatkan peluang untuk mengembangkan model pembayaran yang secara positif mempengaruhi kualitas klinis dan hasil dari tujuan yang sudah ditetapkan oleh sebuah organisasi (Barbara Martin, 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun