Mohon tunggu...
Widyanti Yuliandari
Widyanti Yuliandari Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, ASN, Penulis buku

Widyanti adalah blogger yang juga penulis buku yang saat ini mengetuai komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, sebuah komunitas yang mewadahi perempuan penulis. Kini Widya tengah menjalani pendidikan Master di program Magister Teknik Lingkungan, Institut teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kesibukan kuliah tak membuatnya berhenti untuk menekuni blogging dan menulis buku. Saat ini Widya sedang menunggu proses penerbitan buku solo ke-5 nya yang bertema Pola Makan Sehat, Food Combining. www.widyantiyuliandari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Generasi Z yang Aktif dan Kreatif Bersama Kayu Putih Aroma

24 Desember 2017   10:42 Diperbarui: 25 Desember 2017   17:11 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah Asa, bocah 12,5 tahun, anak pertama kami. Kami panggil dia Asa, karena pengalaman pahit saat dia masih di rahim saya, nyaris membuat kami kehilangannya. Jadi, tak terkata harapan kami padanya. Dan gadis kecil didepan Asa pada foto di bawah, adalah Raniah adiknya, embun kehidupan kami. Anak yang ketika masih di rahim saya pernah disarankan untuk digugurkan saja oleh sejumlah orang karena berbagai alasan. Karena kuasa Tuhan, keduanya berada disini bersama-sama kami.

kayu putih aroma
kayu putih aroma
Dari Autistik Hingga Hiperaktif

Tidak ada masalah yang berarti dalam tumbuh kembang Raniah. Gadis kecil ini adalah bayi yang sangat tenang dan jarang mengajak begadang di masa bayinya, kini dia sudah kelas 4 SD, menyukai berbagai kegiatan outdoor, sport dan sangat bagus prestasi akademisnya. Namun tidak demikian dengan Sang Kakak. Di usia 3 tahun, Asa mulai mendapat berbagai judgement dari lingkungan sekolahnya, mulai dari dugaaan autistik, hiperaktif, ADD... endebrai...endebrai.... yang... ah, saya sudah bosan bercucuran air mata untuk ini. Sudah pula kami ikuti sesi demi sesi assessment yang melelahkan, tanpa ada satupun bukti yang menunjukkan bahwa dugaan mereka benar. Meski demikian, masih ada saja yang menilai Asa sebagai individu dengan berbagai dugaan di atas.

Demi memahami kondisinya, saya berusaha melahap berbagai literatur psikologi dan tumbuh kembang anak. Tidak ada satupun yang bisa secara memuaskan menjelaskan kondisi Asa yang sesungguhnya. Dalam pencarian tersebut saya berkenalan dengan sebuah buku tulisan Ibu Maria Julia Van Tiel, judul buku itu adalah Anakku Terlambat Bicara. Buku yang bercerita tentang Anak Berbakat atau terkadang disebut juga sebagai Sindrom Einstein. Jadi anak-anak seperti ini mengalami lompatan perkembangan di satu aspek perkembangan namun terlambat di aspek lain, atau disebut mengalami disinkronitas. Salah satu cirinya adalah terlambat bicara.

anakku-terlambat-bicara-giftedness-5a3f1f96bde575393b31dfc2.jpg
anakku-terlambat-bicara-giftedness-5a3f1f96bde575393b31dfc2.jpg
Asa memang tidak terlambat bicara, jika dilihat sekilas. Bahkan anak ini berbicara sangat banyak, sampai-sampai banyak yang mengatakannya cerewet. Namun, hasil assessment mengatakan bahwa sebenarnya perkembangan bahasanya terhitung lambat. Membaca buku ini, tadinya saya mengira Asa bisa jadi termasuk individu dengan keberbakatan, tetapi kemudian saya pikir kesimpulan itu terlalu awal. Kami membutuhkan banyak bantuan professional untuk sampai pada kesimpulan tersebut. Dan itu berbiaya sangat mahal yang hingga kini masih sedang kami upayakan. Meski masih sangat remang-remang, setidaknya buku Ibu Jul tersebut dapat menjelaskan kepada saya banyak hal yang tadinya sangat sulit saya mengerti tentang Asa.

Di usianya yang 12,5 tahun ini, Asa masih duduk di kelas 5 SD. Masih berkesulitan mengikuti pelajaran di sekolahnya, meski kalau mau dibilang tidak pintarpun juga kurang tepat rasanya. Karena kadang kala dia menunjukkan minat dan kemampuan yang sangat kuat di suatu bidang, sementara di bidang lain bisa dibilang sangat memprihatinkan. Contohnya saja, ketika anak ini kami berikan akses cukup leluasa ke internet, saat saya cek history, ternyata dia memainkan keyword-keyword yang sangat spesifik sesuai tema yang sedang diminatinya. Deretan long tail keyword saya temui dalam history browser laptopnya. Hmmm.... Khas banget ciri kuat Generasi Z, nih. Tapi jangan tanya dia soal matematika, karena perkalian 2x3 saja sudah bakal membuatnya kelabakan dan merasa putus asa.

Kami sudah tidak lagi mempedulikan berapa nilainya, yang menjadi perhatian kami adalah bagaimana terus memupuk antusiasmenya belajarnya. Dia masih semangat ke sekolah saja sudah membuat hati kami amat girang. Kami ingin dia terus bersemangat belajar. Belajar dalam arti seluas-luasnya, bukan hanya dalam batas sekat ruang kelas sekolahnya. Bagi kami, sangat penting Asa menjadi anak kreatif dan manusia kreatif nantinya. Kreativitas akan membawanya mampu memecahkan apapun masalah dalam hidup. Kami memilih untuk menerima bahwa Asa ya Asa, tidak perlu dijelaskan apakah dia individu dengan kebutuhan khusus kah? Atau apalah...apalah.... Asa ya Asa, anak lanang kami yang kami terima dan cintai seutuhnya.

Anak-anak berkaki gatal...

Demikian saya sering menyebut mereka. Mewarisi lelaki itchy feet yang ditakdirkan Tuhan untuk menjadi ayah mereka. Ya, suami saya adalah orang yang hampir tidak bisa diam. Jalan-jalan adalah hobinya yang lalu menurun pada anak-anak kami. Sebagai perempuan yang tadinya lebih suka tinggal di rumah, jujur, awalnya saya kewalahan meladeni kebutuhan anak-anak untuk bepergian.

keluarga-petualang-5a3f1fb75e137336b5161d02.jpg
keluarga-petualang-5a3f1fb75e137336b5161d02.jpg
Namun, saya sadar, anak-anak mendapatkan banyak hal dari bepergian. Anak-anak belajar banyak hal, melihat banyak hal baru dan itu turut membentuk mereka menjadi insan kreatif. Asa belajar sangat pesat melalui traveling. Mulai dari mengenal jenis transportasi, mengetahui nama kereta beserta rute dan tarifnya, dia juga terlihat sangat lihai berkomunikasi dan mencari informasi dari masyarakat lokal ketika kami ajak ke beberapa kota di Jawa tengah.

Anak-anak harus menjadi individu-indvidu yang bebas merdeka dalam belajar, dan traveling adalah sarananya. Itu adalah salah satu statement suami saya. Oke, akur! Sayapun setuju, karena memang menurut saya, sebagai orang tua kami harus melayani apapun gaya belajarnya.

Beruntung Tinggal di Highland Paradise

Jalan-jalan toh tak harus jauh ya? Karena bukan soal pergi ke mana atau sejauh apa. Yang terpenting adalah bagaimana bisa mengeksplorasi sebaik mungkin tempat-tempat sekitar yang bisa kita kunjungi. Beruntung, Bondowoso, kota kecil tempat kami tinggal sejak 2003 lalu, memberikan banyak hal asyik untuk dinikmati.

Potensi wisata kota ini dikemas sebagai petualangan dataran tinggi alias Highland Adventure dengan menyebut diri sebagai Highlind Paradise. Bagi anak-anak kami (dan juga kami ayah-bundanya) ini sungguh asyik! Betapa dengan perjalanan hanya 30 menit hingga 2 jam saja kami dapat mencapai kawah ijen, dapat mencapai Puncak Patirana P-28, dan banyak Wana Wisata yang berada di sekitar pusat kota. Sungguh sebuah surga yang terserak!

Anak-anak kami sudah terbiasa bermain di alam, di gunung, di hutan sejak mereka berumur dua tahunan. Hutan sudah seperti halaman bermain yang asyik bagi mereka. Maklumlah, hutan terdekat, hanya 5-10 menit perjalanan saja dari rumah! Awalnya saya sebagai ibu, sangat mencemaskan mereka.

Kayu Putih Aroma Untuk Para Kesayangan

kayu-putih-aroma-5-min-5a3f1c9dcf01b4283a13cdb3.jpg
kayu-putih-aroma-5-min-5a3f1c9dcf01b4283a13cdb3.jpg

Harus disadari, yang namanya penjagaan tidak boleh membelenggu. Melarang mereka berasyik-asyik di hutan, gunung, sungai, sama dengan membunuh bibit kreativitas mereka di masa depan. Dan saya pasti tak akan melakukannya. Salah satu ikhtiar menjaga mereka dari hawa dingin atau gigitan nyamuk, yang paling aman ya dengan mengoleskan minyak kayu putih. Senang sekali ketika tahu Cap Lang punya varian berupa minyak kayu putih aromaterapi. Artinya, sambil melindungi mereka dari gigitan nyamuk, sekaligus juga dari hawa dingin, eh... masih dapat bonus aroma wangi bermanfaat. KayuPutihAroma ini, ternyata punya manfaat lain, lo. Minyak ini bisa membantu menenangkan pikiran dan menghalau stress. Menghirup wewangian aroma yang dihasilkan pun bisa mempengaruhi suasana hati dan membangkitkan semangat. Wah.... Cocok banget nih!

Kayu Putih Aroma Cap Lang ini punya beberapa jenis aroma. Ada lavender, greentea dan rose. Jadi, bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita, suasana hati bagaimana yang sedang dialami dan mood apa yang diinginkan, tinggal pilih saja. Misalnya nih, lagi butuh rileks, ya pakai Kayu Putih Aroma Green Tea aja. Susah tidur atau insomnia, bisa dibantu dengan Kayu Putih Aroma Lavender. 

kayu-putih-aroma-6-min-5a3f1d3c16835f337376fe22.jpg
kayu-putih-aroma-6-min-5a3f1d3c16835f337376fe22.jpg
Sukanya lagi, Kayu Putih Aroma Cap Lang ini kemasannya cukup nyaman dan aman dibawa-bawa. Apalagi ada kemasan kecil juga, sehingga enteng dibawa dan ekonomis di dompet. Dik Raniah juga suka lo. Ada aroma bunga-bunga soalnya. Lavender dan Rose.


Pijitan, Bahasa Cinta Buat Anak Aktif

Memijit adalah tradisi keluarga kami yang juga terbantu dengan adanya Minyak Kayu Putih Aroma. Saya rutin memijit anak-anak sejak mereka bayi. Lewat buku Ibu dokter Utami Roesli, dokter spesialis anak yang juga kakak mendiang Harry Roesli, saya belajar melakukannya pada Asa dan Raniah. Kebiasaan ini terbawa hingga kini. Terutama Asa, doyan sekali dipijit.  Bahkan ada masa dimana Asa meminta dipijit setiap hari. Tadinya saya lelah memenuhinya. Namun akhirnya saya sadar, justru itu adalah peluang bagus untuk memelihara bonding saya dengannya.

kayu-putih-aroma-2-5a3f1cd0dd0fa8345426d112.jpg
kayu-putih-aroma-2-5a3f1cd0dd0fa8345426d112.jpg
Secara fisik, pijitan juga terbukti memberikan dampak positif pada anak-anak kami. Anak-anak makin aktif tak mudah capek. Anak-anak kami, Alhamdulillah juga cukup bagus daya tahan tubuhnya. Khusus untuk Asa, pemijatan dengan pola tertentu pada titik tertentu bisa juga menjadi cara untuk menenangkan dia ketika cranky enggak ketulungan. Misalnya, pijitan di punggung dari leher ke arah pinggang. Ini andalan banget kalau dia emosinya lagi enggak bagus.

Anak-anak super aktif ini membutuhkan pijitan saya. Karena kata ahli pijit langganan keluarga kami, pemijitan mampu mencegah sumbatan-sumbatan energy. Memijit dengan teknik yang benar juga bisa membantu saat anak-anak lasak ini cedera ringan akibat tingkahnya yang super aktif. Hmmmm....mungkin Anda berfikir ini sama sekali tidak ilmiah. Tapi nyatanya, jika rajin dipijit, anak-anak memang lebih sehat. Kesehatan prima, turut mendukung kreativitas anak, eksplorasi mereka menjadi semakin leluasa.

Kini pijatan sudah menjadi bahasa cinta kami. Karena itulah, kehadiran minyak untuk memijit menjadi sangat penting. Makin asyik juga kalau bisa ganti-ganti Minyak Kayu Putih Aroma sesuai dengan kebutuhan. Saat Asa sedang rewel misalnya, inilah waktunya Aromaterapi Lavender beraksi.

Yah.... Begitulah sentuhan berupa ritual pijit telah menjadi keseharian anak-anak kami. Mungkin saking enjoynya, suatu saat Asa berkata. "Bun, nanti kalau aku menikah, akan aku cari istri yang pintar mijit seperti bunda".

Wait.... Nak? Nikah? Istri?....

Naaakkk..... kamu masih 12,5 tahun!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun