Mohon tunggu...
Widyanti Yuliandari
Widyanti Yuliandari Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, ASN, Penulis buku

Widyanti adalah blogger yang juga penulis buku yang saat ini mengetuai komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, sebuah komunitas yang mewadahi perempuan penulis. Kini Widya tengah menjalani pendidikan Master di program Magister Teknik Lingkungan, Institut teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kesibukan kuliah tak membuatnya berhenti untuk menekuni blogging dan menulis buku. Saat ini Widya sedang menunggu proses penerbitan buku solo ke-5 nya yang bertema Pola Makan Sehat, Food Combining. www.widyantiyuliandari.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sekeping Surga Yang (Terkadang) Kekeringan

30 April 2015   19:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Hidden Paradise

Lebay? Oh nooo… Setidaknya julukan ini bukan kami, warga Bondowoso sendiri yang mengarang-ngarang. Teman saya Ericka (blogger dan enterpreuner muda asal Bondowoso) pernah menulis di blognya, bahwa sebutan ini datang dari turis mancanegara yang terpesona melihat keindahan Bondowoso.

Layaknya gambaran surga, harusnya tempat ini berkecukupan air. Seperti itulah gambaran surga yang saya yakini sebagai muslim. Tapi tunggu dulu! Surga yang satu ini kerap kekurangan air pada beberapa bagiannya di waktu-waktu tertentu. Ini cerita sederhana tentang sekeping surga itu.

---------

Ada Yang Berlimpah Ada Yang Kekurangan


"Main di ail mancul!"


Demikian anak-anak kami menyebutnya. Yang mereka maksud ail mancul (air mancur) sebenarnya adalah sumber-sumber air artesis yang memang banyak terdapat di sekitar perumahan kami. Bondowoso, kota tempat kami tinggal ini memang bagaikan surga. Pemandangan indah, hawa sejuk, tak ada macet, air berlimpah dan suasana yang adem ayem. Tak heran ada yang menyebutnya The Hidden Paradise. Air sungguh berlimpah di sini. Di lahan-lahan pertanian yang kurang mendapat akses irigas, mudah saja para petani mengebor, lalu muncullah air yang terus menerus akan mengalir. Artesis …

[caption id="attachment_380893" align="aligncenter" width="560" caption="Bermain Di Artesis Sawah Dekat Rumah"]

14303535301267370533
14303535301267370533
[/caption]

Sumber-sumber artesis ini sepanjang pengetahuan saya belum pernah kering. Kemaraupun selalu mengalirkan airnya yang jernih, bersih dan segar. Bahkan, Kak Asa-putra sulung kami, beberapa kali kedapatan minum air langsung dari pancuran artesis ini. Saya berkali-kali menjelaskan risiko minum air sembarangan, tetapi dia selalu beralasan. “sudah keburu haus, Bun. Repot kalau menunggu sampai rumah“. Selalu demikian dia berargumen, syukur dia tidak sakit perut.

Ah… benar-benar surga. Setidaknya dalam pandangan saya, dan sebelum saya kemudian melihat belahan lain dari Bondowoso. Tegal mijin salah satunya. Desa ini berjarak hanya beberapa kilometer dari tempat saya. Dan seperti halnya daerah sekitar saya, desa inipun berlimpah air, tapi sayangnya sebagian besar masyarakatnya masih kesulitan akses terhadap air bersih. Salah satu sebabnya adalah karena mata air yang cukup besar letaknya lumayan jauh dari pemukiman penduduk. Elevasinya pun jauh lebih rendah, sehingga mengalirkannya secara gravitasi tanpa campur tangan pompa, bisa dikatakan cukup mustahil.

Kondisi semacam Tegal Mijin ini rupanya juga terjadi di banyak desa. Sucolor misalnya, yang masih terletak di dalam satu wilayah kecamatan dengan Tegal Mijin. Desa yang sungguh indah ini memiliki mata air, namun belum bisa dialirkan ke pemukiman penduduk. Lihatlah anak-anak ini, mereka mandi dengan air seadanya.

[caption id="attachment_381002" align="aligncenter" width="560" caption="Terbatasnya Akses Pada Air Bersih, Mandi Air Seadanya"]

14303967401128097238
14303967401128097238
[/caption]

Tegal Mijin dan Sucolor, dua desa ini masih jauh lebih bagus kondisinya, dibanding beberapa desa lainnya. Karena setidaknya meski jauh dari jangkauan, desa-desa tersebut masih memiliki sumber air dengan debit serta kualitas memadai. Banyak desa-desa lain yang memprihatinkan kondisinya, yang bila kemarau tiba harus bergantung pada suplay air dari tangki-tangki yang dibawa oleh instansi pemerintah atau PDAM. Kondisi ini berulang hampir setiap tahun. Misalnya pada tahun 2014 lalu

Bahkan pada kemarau 2013 lalu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso menyatakan Kabupaten Bondowoso dalam kondisi tanggap darurat bencana kekeringan. Kekeringan terjadi di 30 desa, lahan pertanian tak teraliri air, dan penduduk mengalami krisis air bersih.

Kondisi semacam ini bukan hanya terjadi di desa-desa minim air di Bondowoso atau pulau Jawa. Tapi di beberapa tempat lain di Indonesia. Bahkah untuk Pulau Jawa diprediksi tahun 2025 nanti krisis air akan semakin parah karena neraca air akan semakin turun di musim kemarau, sementara jumlah penduduk makin tinggi

Air memang salah satu kebutuhan kunci. Banyak orang tahu itu. Namun bagaimana kita semua memelihara kelestarian air? Saya yakin, jika semua orang tahu, akan ancaman krisis air ini, dan semua sadar bahwa kita bisa menjadi bagian dari solusi, maka semua pasti ingin berkontribusi.

Eksploitasi Di Sini, Rusak Di Sana

Saya teringat pertanyaan seorang siswa MTS ketika beberapa tahun lalu saya mengisi sebuah talkshow memperingati Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia. “kalau kita membuat kerusakan di suatu tempat, apakah efeknya hanya di lokasi itu saja, ataukah global?”

Pertanyaan cerdas tersebut patut menjadi perhatian bagi saya dan kita semua. Terkadang tak sadar kita melakukan over konsumsi, disini, tapi efeknya di sana. Misalnya, kita over menggunakan kertas atau tisu, itu kita lakukan di sini ditempat kita berada, namun bisa jadi di lokasi dimana kertas kita diproduksi akan terjadi krisis air akibat produksi kertas yang sangat rakus air.

Di sinilah kita butuh mengasah empati. Banyak hal yang terasa baik-baik saja di sini, di tempat saya, dan di tempat Anda. Tapi mari jangan menutup mata, banyak hal yang tak semestinya terjadi di sana.

Kiat-kiat pelestarian air

Pelestarian air bukan hanya pekerjaan pemerintah, bukan pula hanya wilayah NGO yang berkutat dalam pelestarian lingkungan. Kita semua bisa menjadi bagian dari solusi. Ada sangaaat banyak hal yang bisa kita lakukan.

1. Gunakan dengan bijak


Pakai air sebatas keperluan saja, jadi kita bisa mencegah terbuangnya sumberdaya air untuk hal yang sebenarnya tidak perlu. Yang bisa kita lakukan, misalnya:


• Mandi pakai gayung, batasi maksimal 10 gayung, atau jika memungkinkan pakailah shower


• Habiskan Minumanmu! Sedapat mungkin habiskan minuman di gelas Anda. Kalaupun terpaksa tak habis, tuang sisa air minum ke pot tanaman, agar tak sia-sia.


[caption id="attachment_381004" align="aligncenter" width="300" caption="Habiskan Minummu!"]

14303976861430334375
14303976861430334375
[/caption]


• Beli dan pakai produk-produk yang tidak terlalu boros air dalam proses produksinya. Sedapat mungkin hematlah produk yang membutuhan banyak sekali air dalam proses pembuatannya. Terapkan prinsip “less tissue” atau “less paper” misalnya.

1430396937325581939
1430396937325581939

• Pola makan kembali ke alam dan less meat. Saya sudah mulai lakukan ini bersama keluarga tiga tahunan terakhir. Jadi kami meminimalkan makanan yang mengalami pengolahan terlalu panjang. Saya pikir, dalam proses pengolahan yang panjang itu terjadi pemborosan air secara besar-besaran. Begitu juga dengan daging dan produk hewani lainnya.bisa dikatakan,kami makan dari 7 hari dalam seminggu, 5 harinya tanpa protein hewani. Kenapa? Selain tentu untuk alasan kesehatan, juga untuk alasan sustainability. Saya percaya sebuah data yang dilansir di sebuah situs web luar, bahwa memproduksi daging membutuhkan air yang jauh lebih besar.

2. Jaga Kualitasnya

Intinya, bagaimana kita berupaya turut menjaga kualitas air.Karena permasalahan air selain masalah kuantitas juga soal kualitas. Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan:

• Jangan buang sampah atau apapun di sungai dan sumber air lainnya.

• Gunakan deterjen dan bahan pembersih lainnya secukupnya saja, agar tak makin menambah beban pencemaran yang diterima sumber air seperti sungai. Jika anggaran memungkinkan pakailah bahan-bahan pembersih ramah lingkungan.

3. Konservasi

Maksud dari konservasi air adalah bagaimana agar sebanyak mungkin air hujan dapat diresapkan ke tanah dan menambah cadangan air bersih di dalam tanah kita. caranya:

Tanam pohon

• Buat sumur resapan

Sumur resapan ini sebenarnya konstruksinya sederhana. Hanya berupa lubang yang bagian mulutnya diberi perkerasan agar rapi dan kuat. Di dalamnya diberi isian berupa ijuk dan kerikil. Nah, kalau di Bondowoso, Badan Lingkungan Hidup,instansi tempat saya bekerja sudah membuat banyak sumur resapan, lokasinya di kantor-kantor instansi pemerintah dan sekolah-sekolah, juga di tempat-tempat publik semisal di Alun-alun kota.

• Buat biopori

Ini yang sedikit saya sesali,mengapa saya terlanjur membangun full rumah saya yang bertipe 21, tanpa halaman tersisa. Jadinya saya tak bisa membuat biopori di halaman, lha enggak punya halaman! Biopori ini berupa lubang kecil sedalam 1 meteran, di dalamnya kemudian diisi sampah organik seperti dedaunan. Selain menjadi solusi untuk memperbanyak cadangan air tanah, ini juga salah satu cara mudah mengelola sampah organik di rumah. Tanah menjadi makin subur pula.

• Halaman jangan ditutup semen semua, jika memungkinkan upayakan ditanami rumput, atau setidaknya gunakan paving block. Setidaknya dengan menggunakan paving block,masih ada sejumlah air yang dapat diresapkan.

• Untuk daerah-daerah yang berkesulitan air,memanen air hujan juga menjadi suatu alternatif yang sangat baik. Seorang kawan blogger saya membuat penampungan air hujan di tempat tinggalnya di Kawasan Wringin, bagian barat Bondowoso yang berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, yang terkenal daerah sulit air.


Masih banyak lagi upaya yang bisa dilakukan. Dan sebetulnya banyak hal simpel yang bisa kita mulai dari sekarang. Ya, sekarang!

REFERENSI :

http://regional.kompas.com/read/2014/09/16/14233201/Alami.Kekeringan.10.Kecamatan.di.Bondowoso.Krisis.Air.Bersih

http://regional.kompas.com/read/2014/09/20/00254801/30.000.Jerigen.Air.Disediakan.Untuk.Desa.Kering.Di.Jatim

http://regional.kompas.com/read/2013/09/15/1759540/Bondowoso.Darurat.Kekeringan

http://ngampungdolan.blogspot.com/2012/06/bondowoso-hidden-paradise.html

https://www.peopletowels.com/aboutpt/WageWarOnWaste

http://www.menlh.go.id/krisis-air-di-jawa-semakin-parah/

http://www.beritasatu.com/kesra/182348-aqua-jalankan-program-konservasi-lingkungan.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun