Mohon tunggu...
Widyanti Yuliandari
Widyanti Yuliandari Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, ASN, Penulis buku

Widyanti adalah blogger yang juga penulis buku yang saat ini mengetuai komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, sebuah komunitas yang mewadahi perempuan penulis. Kini Widya tengah menjalani pendidikan Master di program Magister Teknik Lingkungan, Institut teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kesibukan kuliah tak membuatnya berhenti untuk menekuni blogging dan menulis buku. Saat ini Widya sedang menunggu proses penerbitan buku solo ke-5 nya yang bertema Pola Makan Sehat, Food Combining. www.widyantiyuliandari.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Berbagi Kisah: Pengalaman Memberikan ASI Eksklusif

14 April 2012   07:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:37 4314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Asa berumur 8 bulan ketika saya mulai hamil anak kedua kami. Pengalaman yang kurang enak dengan Bidan yang menangani kelahiran Asa membuat saya mencari Bidan Lain. Saya mendapatkan kandidat, seorang bidan yang sepaham dengan saya tentang pentingnya ASI ekslusif, Bolehnya seorang ibu menyusui meski sedang hamil, upaya dihindarinya episiotomi dll.

Akhirnya pada bulan Desember 2006 lahirlah Rani kecil. Alhamdulillah dengan proses normal yang sangat mudah, tanpa episiotomi yang menyakitkan. Begitu lahir Rani dilap, dibungkus selimut lalu diberikan ASI (waktu itu belum dikenal inisiasi dini di kota saya). Rani kecil begitu rakus minum ASI sejak awal dia mengenalnya sampai saat ini (sekarang dia 20 bulan).

Pengalaman membuktikan bahwa ASI eksklusif sangat-sangat berarti tidak saja untuk tumbuh-kembang anak, tetapi juga buat ibunya. Dua anak saya tumbuh dengan ASI, keduanya secara fisik memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari rata-rata anak seusianya (tinggi besar dan bukan gemuk), kecerdasannya juga sangat membanggakan misalnya saja Asa, Umur 13 bulan sudah pintar bicara, 18 bulan mulai menyanyi dan usia 2 tahunan menciptakan irama sendiri, usia 3 tahun Asa sudah bisa merangkai leggo menjadi bangunan bertingkat hingga lebih dari 10 tingkat. Begitu pula Rani 20 bulan sudah pintar bernyanyi, juga mulai meniru sang Kakak bermain leggo hingga bisa membuat sebuah kubus kecil sederhana.

Buat saya, memberikan ASI sangat berguna untuk mengembalikan bobot tubuh pasca melahirkan. Saat Hamil Asa BB saya mencapai 68 kg, dan turun menjadi 60 kg sesaat setelah melahirkan. Tidak lama kemudian, berat badan saya menjadi 56 kg, lalu turun lagi dan stabil di angka 54 kg.

Setelah melahirkan Rani,  BB makin cepat turun, mungkin ini karena saya juga melakukan senam nifas secara teratur. Hanya beberapa bulan setelah melahirkan Rani BB saya kembali pada angka 50 kg ( Berat badan yang sama dengan masa saya SMU hingga sebelum hamil!!). Hebat kan?

Tips Menjaga Pola Makan Saat Menyusui

Saat hamil hingga menyusui saya termasuk cukup menjaga asupan gizi. Rumusnya sederhana saja makan Nasi plus lauk pauk yang bergizi banyak sayur dan buah kadang ditambah susu. Saya juga mengurangi kopi, teh dan sama sekali tidak minum minuman bersoda dan berkarbonasi.

Awal menyusui banyak yang menyarankan perbanyak lalap daun-daunan terutama daun pepaya, juga sayur katuk. Ternyata saran sederhana tersebut saya rasakan manfaatnya. Ada juga yang menyarankan agar banyak makan kacang tanah sangrai, saran ini pun saya coba turuti.

Ternyata memang bermanfaat, ASI menjadi lebih banyak dan kental dan terasa lebih manis dan gurih hingga kedua anak saya makin suka menyusu.Banyak orang menyarankan Jamu, meski dengan berat hati saya coba juga. Alhasil bayi saya mencret-mencret, maka sejak saat itu saya tidak mau lagi mengkonsumsi jamu.

Cara Mempersiapkan ASI Perah

Karena saya juga bekerja di luar rumah, maka sebelum masa cuti bersalin habis, saya harus mulai memikirkan persediaan ASI Perah untuk makanan bayi saat saya mulai aktif di kantor nantinya. Saat menyusui Asa saya memerah ASI dg ditampung pada gelas lalu setelah jumlahnya banyak saya masukkan kantong plastik kecil, lalu disimpan di freezer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun