Mohon tunggu...
Al Widya
Al Widya Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

...I won't hesitate no more... just write...!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] C di F dan T

29 Oktober 2011   08:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:19 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Alia :


Kau tahu…


Dulu dia selalu ada untukku..


Dulu ia selalu mengucap kata cinta untukku..


Dulu ia selalu datang di saat aku butuhkan..


Tapi sekarang..


Waktu bertemu sangat berkurang..


Waktu bersama sudah jarang..


Kata kata cinta yang menggelora untukku semakin sulit kudengar...


Dia hanya diam.. ada apa sebenarnya??


Hesya :


Aku sedang bertanya pada malam..


Aku tau kau sedang bimbang,


Sengaja aku bertahan untuk tidak menyapamu, rindu sih, rindu yang sama kepada kekasihku di dunia nyata


Alia :


Sungguh hari hari yang menyiksa.. ingin ku berselingkuh mengusir resah.. tapi takut mengkhianati cinta..


Terbersit akan kutinggal saja ia.. tak ada sisa cinta lagi dalam dada..


Hesya :


Ada sesuatu yang menyelinap di hatiku, saat aku sedang bersamamu,


Pelan-pelan menyeruak meminta penyelesaian, dia atau dia ?


Aku berselingkuh, tapi siapa yang diselingkuhi ? dia apa dia ?


Alia :


Di ujung kelemahanku aku berjalan tertatih tatih...


Ketemukan perhatian dan kasih sayangmu...


Jiwa hangat menawarkan cinta yang kudamba..


Tak bisa kuhindari pesonamu...


Aku terjatuh dalam rengkuhanmu...hangat dan nyaman dalam belaianmu...


Hesya :


Oh cinta, sampai kapan aku bisa memaknainya,


Hatiku seperti sedang mengejar matahari terbenam,


Kadang lari ke atas bukit lalu menghadang di kaki langit,


Tapi matahari tak bisa kulempit seperti dirimu dan dirinya.


Alia :


Dalam jurang keputus asaan kuraih lenganmu..


Memeluku dengan lembut dan menggairahkan..


Kutinggalkan sejenak dirimu dalam sesak dan kebekuan..


Kunikmati tangan kekar di tubuhku penuh kenikmatan...


Hesya :


Kembali aku bertanya pada malam dan hujan yang merintik pada rinduku tersedak,


Membentur skat-skat persegi, diam, sepi tertahan di lingkaran pijar bola lampu,


Bersama seekor cicak rinduku terhenyak disana.


Alia :


Kala mentari menebar hangatnya kurasa masih saja dingin menyapa...


Mimpiku hanya sebatas asa... tak mungkin aku mewujudkannya...


Persetan dengan kerinduannku... keinginanku bersamamu... dan mewujudkan harapan cinta terbangun dinding rapuh...


Mata yang belum sempurna terbuka menari nari mencari dirinya..


Di dunia maya kusambut kehangatannya...


Jari jari ini tak mau berhenti merangkai untaian kata cinta nan menggelora... puaskan hasrat.. rebahkan rinduku pada buaian kalimat....


Kekasihku di dunia maya... walau tak terjamah nyatamu.. tak tersentuh jiwamu...


Aku bersumpah getar ini nyata adanya... rindu ini benar benar membara...


Bahkan keindahan pantai pasir putih yang kupuja tak mampu menyadarkanku dari jerat cinta maya....


Kekuatan apa yang tersembunyi si sana.. entahlah...


Hesya :


Dimana batas cinta nyata ketika matahari memberikan hangatnya pada hati yang terus memaya, embun merajuk


ayun pada hati yang sedang ngungun...ini pagi


Sudahlah......aku akan berjalan bersama angin, akan kuhembuskan cintaku kedelapan penjuru matanya…..


Kolaborasi [curhat] Alia + Hesya…..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun