Iya, memang. Tapi bukan berarti jaminan kalo dia ahli kan? Selain IPK, harus diuji dengan ujian yang lain. Contohnya anak hukum, harus dilihat apakah dia punya skill menganalisis kasus, argumentasi, penelitian dll.
Jika memang nilai adalah segalanya harusnya saya disebut Ahli Matematika sekarang, karena nilai raport matematika saya gak pernah dibawah angka 90.
Tapi saya mahasiswa jurusan hukum, masak iya disebut ahli matematika hanya karena perihal raport?
Tulisan ini bukan untuk menghina siapapun. Tulisan ini hanya bentuk ke prihatinan saya atas Ejakulasi intelektual yang belakangan ini terjadi. Dari puluhan ribu anak hukum masuk per tahun diseluruh universitas di Indonesia hanya sebagian kecil yang bertahan dan mengabdikan ilmunya dibidang hukum. Sisanya? Entah kemana?
Bukan cuma jurusan hukum, jurusan lain pun seperti itu. Kita ini sibuk dicetak sebagai mesin fotokopi, bukan pemikir.
Bahwa kebanggaan tersendiri mendapatkan nilai bagus tanpa tahu substansinya, makanya saya sebut Ejakulasi Intelektual. Puas, tapi sendirian. Gak ada perasaan mencintai orang lain dengan memanfaatkan ilmunya,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H