jawa khususnya Jawa Tengah dan DIY menggelar tradisi Ruwahan dan Nyadran. Tradisi yang mengkolaborasikan konsep kepercayaan adat budaya jawa dengan ajaran agama islam.Â
Menjelang bulan suci ramadhan masyarakatTradisi ini hanya dilakukan sekali dalam setahun, tak heran jika budaya ini masih kental hingga saat ini karena masyarakat jawa yang sangat menghormati leluhurnya.Â
Ruwahan merupakan sebuah tradisi budaya jawa untuk mendoakan leluhurnya yang telah meninggal dunia serta sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Sedangkan Nyadran adalah proses dalam melakukan tradisi ruwahan seperti pembersihan makam, menaburi bunga, kenduri dan tradisi ngapem. Bagi umat muslim kenduri dilaksanakam dengan membaca Yasin atau tahlilan di masjid atau di rumah kepala desa.Â
Disebut ruwahan karena berdasarkan kalender jawa, bulan ramadhan disebut sebagai bulan ruwah. Salah satu pelengkap dari tradisi ruwahan ini adalah tradisi ngapem, yaitu sajian ketan, kolak dan kue apem yang memiliki makna dan simbol tersendiri dari setiap hidangan bagi masyarakat jawa. Nantinya hidangan ini akan dibagikan kepada masyarakat sekitar.Â
Mengapa Sajian Ketan Kolak Apem yang Digunakan dalam Tradisi ini?Â
Jadi dibalik kelezatan dan keunikan dari ketiga hidangan ini, memiliki alasan dan juga makna khusus dalam tradisi ruwahan. Adapun maknanya :Â
Kolak, dinamakan kolak karena diambil dari bahasa arab yaitu khalaqa artinya menciptakan. Masyarakat jawa menyebut kolak sebagai simbol harapan agar senantiasa mengingat Sang Penciptanya. Ketan, berasal dari kata Kraketan atau Ngraketke Iklatan yang berarti menjadi simbol yang merekatkan persaudaraan antar manusia. Apem, konon berasal dari kata afwan dalam bahasa arab  yang berarti maaf atau memohon ampunan, sesama manusia harus saling memaafkan.Â
Setelah memahami makna yang mendalam dari ketiga hidangan ini, menarik bukan jika kita mencoba untuk membuatnya sendiri? Ini dia cara membuat Ketan Kolak Apem, hidangan khas tradisi ruwahan masyarakat jawa menjelang bulan suci ramadhan! Versi Dapur Itha.
1. Ketan
Bahan-bahan:
-500 gram beras ketan, direndam selama 1-2 jam
-400 ml santan agak kental
-1 sendok makan gula pasir
-1/2 sendok teh garam
- 2 lembar daun pandan
Langkah-langkah:
-Panaskan kukusan lalu masukkan beras ketan dan daun pandan. Masak 1/2 matang. Gunakan api sedang.Â
- Tambahkan santan, gula dan garam. Aduk hingga halus dan perlahan.
-Kukus kembali hingga ketan matang.
2. Kolak
Bahan-bahan:
-300 gram ubi dipotong kotak
-1 sisir pisang raja potong-potong
-250 gram gula merah
-100 gram gula
-5 buah cengkeh
-5 cm kayu manis
-1 sendok teh garam
-2 lembar daun pandan
-600 ml santan kental
-200 ml air
Langkah-langkah:
- Rebus air dan gula merah. Masak hingga gula mencair, saring, gunakan api sedang.
-Rebus air gula jawa lagi. Setelah matang masukkan ubi, gula pasir, garam, cengkeh, kayu manis dan daun pandan.Â
-Bila ubi sudah setengah matang, masukkan pisang dan santan kental. Aduk perlahan agar santan tidak pecah. Masak hingga santan menyusut dan mengental.
3. Apem
Bahan-bahan:
- 300 gram tepung beras
-200 gram gula pasir
-400 ml santan agak kental
-100 gram tape singkong, buang bagian tengahnya dan bersihkan
-1 butir telur, kocok
-1 sendok bubuk vanila
-1 sendok garam
- 3/4 bungkus Fermipan
- sedikit minyak goreng
Langkah-langkah:
- Siapkan wadah dan masukkan tepung beras, gula pasir dan santan. Aduk hingga gula larut.
- Siapkan wadah dan masukkan tape singkong dan sedikit campuran santan, aduk sampai halus.
- Tambahkan santan kembali dan aduk hingga rata.Â
- Tambahkan telur, vanili bubuk, dan garam. Campur dengan baik.
- Tambahkan Fermipan dan aduk rata selama 10 menit, diamkan pasta apem selama 1 jam dan tutup dengan kain bersih.Â
- Setelah satu jam campuran diaduk. Siapkan wajan kecil dan tuangkan sedikit minyak goreng ke dalamnya.Â
- Setelah itu masukan adonan apem dengan sendok dan tutup. Goreng hingga kedua sisi matang. Lakukan ini sampai adonan habis. Gunakan api sedang.Â
Nah itu dia cara membuatnya, semoga bermanfaat ya, terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H