Mohon tunggu...
Widya Arumsari
Widya Arumsari Mohon Tunggu... Guru - GURU SEJARAH SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

Saya seorang guru sejarah di salah satu SMA swasta di kota Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Sosok Ki Ageng Selo dan Ajarannya

21 Mei 2024   12:07 Diperbarui: 21 Mei 2024   12:18 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inpuhttps://nasional.okezone.com/read/2409591/kisah-ki-ageng-selo-menangkap-petirt sumber gambar

Ornamen Lawang Bledeg

Kemampuan Ki Ageng Selo dalam menangkap petir tersebut diabadikan dalam sebuah ornamen yang dikenal dengan nama Lawang Bledeg. Ornamen tersebut berwujud ukiran pada daun pintu berbahan kayu jati dengan model kupu-kupu, simetri-setangkup, saling berhadapan. Motif utama berupa dua kepala naga dengan mulut menganga dan mata melotot. Motif pendukung berupa dua jambangan, dua mahkota berbentuk stupa, dan motif tumpal. Terdapat pula motif simbol Surya Majapahit yang digubah menjadi mata naga. Motif tumbuhan menjalar (sulur-suluran) menjadi pengisi bidang (isen-isen). Setiap motif tersebut memiliki fungsi simbolis konstitutif yaitu simbol yang terbentuk sebagai kepercayaan dan terkait ajaran agama tertentu. Secara estetis, perwujudan ornamen Lawang Bledheg menunjukkan citra ngrawit, ngremit, dan werit, yang mencerminkan nilai adiluhung. Dalam konteks kesejarahan, ornamen lawang bledheg merupakan prasasti. Secara ikonografis keberadaan motif-motif tradisi seni hias pra-Islam pada ornamen lawang bledheg merupakan pernyataan simbolis tentang toleransi terhadap pluralitas budaya masyarakat yang berkembang pada masa itu. 

Berdasarkan filosofi orang-orang Jawa, lukisan pada Lawang Bledheg itu memiliki makna di dalamnya. Pertama, relief mahkota menggambarkan orang-orang pemerintahan, baik itu, raja, ratu atau sultan yang melakukan kegiatan di Masjid Agung Demak. Kedua, gambar relief naga atau ardawalika diartikan bahwa mitologi Jawa mengakui keberadaan ular naga yang berada pada alam. Tepatnya di lapisan tanah paling bawah yang dikenal dengan sebutan saptapratala. Ardawalika ini memiliki tugas untuk menyangga dan menajga kestabilan dunia agar tidak goncang.Ketiga, ada relief berupa lung atau stilasi menggambarkan kemakmuran. Lalu yang keempat, ada relief berbentuk jamban bunga menggambarkan keharuman. Dalam hal ini, raja, ratu atau pemegang kekuasaan harus dapat mengharumkan nama negara/kerajaan yang dipimpin. Relief kelima berupa tumpal yang berarti kecerdasan dimana dalam filosfi ini bermakna tugas para pemegang kekuasaan untuk mencerdaskan bangsa yang dia pimpin.

Ajaran Ki Ageng Selo

Ajaran Ki Ageng Selo dikenal dengan nama Pepali Ki Ageng Selo. Pepali merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang artinya ajaran, sedangkan Ki Ageng Selo merupakan nama dari pencipta Pepali.  Perpaduan antara tasawuf akhlaki dan tasawuf falsafi yaitu Ki Ageng Selo menekankan tentang perilaku manusia. Bagaimana manusia dalam hidup dalam perilaku yang baik agar dapat memperoleh kebaikan baik jiwa maupun raga yang akan mengantarkannya kepada pengetahuan sejati tentang Tuhan.

Pepali Ki Ageng Selo merupakan ajaran lisan yang ditulis dan dikumpulkan oleh murid-muridnya dengan menggunakan bahasa dan tulisan Jawa dalam bentuk tembang macapat. Tembang macapat yang terdapat dalam Pepali yaitu tembang Asmaradhana dan Mijil. Kedua tembang tersebut menjelaskan tentang ilmu yang digunakan untuk mengetahui dan mendekatkan diri pada Tuhan, yaitu Ilmu syariat, tarekat dan hakikat dan ilmu makrifat.

Pepali mengajarkan tentang kesusilaan, kebatinan dan keagamaan bagi keturunanannya dan masyarakat pada umumnya. Filsafat hidup Ki Ageng Selo sebagaimana filsafat hidup Walisongo merupakan ajaran dengan unsur-unsur Islam yang di dalamnya terdapat nilai-nilai tasawuf. Ajaran Ki Ageng Selo berorientasi pada kebudayaan lokal yang menjunjung tinggi kearifan tradisi masyarakat. Ajarannya menitikberatkan pada tata kehidupan mulia di tengah masyarakat Jawa yang berorientasi pada kebahagiaan Tuhan yang Maha Esa pada iri manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun