Kemudian saya memperhatikan perawatan endodontik atau perawatan akar gigi yang dilakukan pada pasien pasca radiasi, yang mana perawatan akar ini mau tidak mau harus dilakukan karena kerusakan gigi pasca radiasi area kepala leher.
Karena pencabutan gigi merupakan tidakan gigi yang tidak boleh dilakukan pasca radiasi jadi tindakan gigi untuk mempertahankan gigi gimana pun caranya adalah opsi yang harus dipilih setelah terjadi kerusakan gigi yang mencapai saraf gigi pada pasien pasca radiasi kepala leher.Â
Pencabutan gigi kurang dari 2 tahun pasca radasi kepala leher akan berpotesni menyebabkan osteoradionekrosis atau kematian tulang akibar sinar radiasi.
Pada saat itu saya melihat, perawatan akar ini pekerjaan buang waktu dan tenaga, karena dalam kurang dari 1 tahun setelah gigi itu dilakukan perawatan akar, 90% akan patah dan berakhir dengan pencabutan pasca 2 tahun setelah radiasi.Â
Saya merasa melakukan penambalan gigi pada pasien pasca radiasi adalah ibarat mengisi air pada ember yang bocor. Setelah 2 tahun, setelah efek tulang rahang akibat radiasinya hilang, gigi tersebut akan berakhir dengan pencabutan juga.
------------Seharusnya memang harus berpikir untuk mencegah kerusakan gigi ini terjadi----------
Sejak saya bekerja di RS, sudah melakukan perawatan fluoridasi gigi, tapi kenapa gigi pasien semuanya tetap rusak? Itu adalah pertanyaan saya ketika itu.Â
Yang akhirnya di 2018 akhir saya baru dapat jawabannya, yaitu waktu pemberian fluoridasi yang selama ini tidak tepat. Selama ini kami dokter gigi di RS memberikan fluoridasi pada gigi setelah pasien menerima radiasi, harusnya itu dilakukan sebelum radiasi mulai.Â
Saya pun menjadi lebih "keras" dalam nenentukan gigi mana yang harus saya cabut. Saya tidak mau kompromi dengan keinginan pasien, karena saya yakin keputusan saya mengenai tidakan gigi ini adalah yang terbaik untuk pasien.
---------
Lagi-lagi karena saya adalah dokter gigi yang mengurusi kondisi gigi mulut pasien kanker dari awal sebelum pasien mendapat terapi kanker, kemudian saya juga yang akan dikonsulkan ketika pasien tersebut mengalami komplikasi pada rongga mulutnya, saya semakin hari terus belajar, oh kalo aku begini jadi begitu, kok jadi gini si, apa ya sebabnya..
Baca: Refleksi 13 Tahun Saya Sebagai Dokter Gigi (Part 3b-tamat)