Mohon tunggu...
Widya Apsari
Widya Apsari Mohon Tunggu... Dokter - Dokter gigi, pecinta seni, pemerhati netizen

menulis hanya jika mood

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Refleksi 13 Tahun Saya sebagai Dokter Gigi (Part 2)

14 Oktober 2022   23:42 Diperbarui: 15 Maret 2024   06:33 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini kali pertama saya merasa saya gagal. Dan ini adalah fase pertama saya mengalami depresi dalam pekerjaan saya sebagai dokter gigi di RS. 

---------

Saya tahu ada yang salah dengan saya sejak saat itu, saya sering merasa murung, sedih, tertekan, dan rasa lelah yang luar biasa ketika sampai rumah, sesampainya rumah yang saya bisa lakukan hanyalah tidur. tapi saya belum tau apa yang sebernarnya terjadi pada saya. 

---------

Sampai suatu hari di tahun 2017, waktu itu ada penerimaan pegawai tetap RS, tentu saya sebagai tenaga kontrak dan sudah bekerja selama 1 tahun mengikuti penerimaan ini. 

Dalam proses seleksi ini ada sesi wawancara dengan psikolog, saya yang sedang labil ini berjalan memasuki ruang wawancara psikolog. Psikoloognya adalah bapak-bapak, kira-kira berumur 50-60 tahun, tampak angkuh dan sombong. 

Mungkin psikolog tersebut melihat gelagat aneh dari saya, beliau mulai bertanya-tanya mengenai keseharian saya di RS, sampai bertanya mengenai masa kecil saya. Saya tidak terlalu ingat, tapi ada pertanyaan dari bapak psikolog yang membuat saya tersulut, saya menangis. 

Perasaan saya mulai gak karu-karuan, saya menangis. Dan bapak psikolog itu kemudian memberikan kartu nama, sambil berkata "biasanya saya tidak pernah kasih tempat praktek saya dan kontak saya saat wawancara untuk kepentingan rekuitmen pegawai, tapi khusus untuk kamu ini kartu nama saya dan ini no saya, setelah ini kamu hubungi saya dan kamu butuh konsul lebih lanjut"

Kemudian saya disuruh keluar ruangan dengan kondisi saya masih menangis. 

Baca: Refleksi 13 Tahun Saya sebagai Dokter Gigi (Part 3A)

Kebetulan saya memiliki teman kerja, teman dekat saya dan kami satu ruangan, dia adalah seorang psikiater. Saya bercerita mengenai kejadian yang saya alami bersama psikolog ini dan saat ini saya sangat merasa semakin lelah dalam bekerja. 

Saya sangat mengingat dengan jelas, teman saya ini mengatakan "itu ibarat kamu lemari, yang sebelumnya kamu numpukin masalah kamu dengan rapi di dalam lemari, tapi dia datang lalu mengobrak-abrik kamu lalu dia tinggalin lemari yang berantakan begitu saja, tidak ditata lagi, makanya kamu ngerasa kacau gini, udah minum obat dulu aja, harusnya dia gak melakukan itu sama kamu si"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun