Selain membelajarkan biografi tokoh tersebut, guru juga bisa menginternalisasi dimensi-dimensi dari profil pelajar Pancasila melalui penggunaan stimulus toponimi tersebut. Melalui karakter tokoh dan nilai yang dapat ditiru darinya, internalisasi ini dapat dilangsungkan. Penanaman atau internalisasi ini dapat dilakukan melalui berbagai hal, termasuk karya sastra lokal, misalnya Kaba dari Sumatera Barat (Kompas, 20/11/2022). Hal tersebut tentunya berlaku pula pada toponimi berdasarkan tokoh lokal, kan?
Dari pembelajaran berkaitan dengan toponimi wilayah tersebut, siswa akan didekatkan dengan hal yang ada di sekitarnya. Pembelajaran tidak lagi ada 'di awang-awang'. Mereka dapat belajar dari sejarah yang 'mungkin' tidak disadari telah hadir dalam lingkungan keseharian mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H