Mohon tunggu...
Widya PutriRamadhani
Widya PutriRamadhani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/Pend Matematika/Universitas Pattimura

Seorang pendidik yang hobi traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dampak Kualitas Pendidikan dan Kemiskinan di Daerah 3T: Mindset Siswa Lulus Memilih Menjadi Nelayan

19 Juni 2023   13:59 Diperbarui: 19 Juni 2023   14:05 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak Nelayan (rmol.id)

Sektor Pendidikan hingga saat ini masih menjadi prioritas pembangunan di Indonesia. Dengan peningkatan kualitas pendidikan yang baik akan menciptakan SDM yang unggul dan membuat suatu negara menjadi maju. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara maka negara tersebut semakin maju. Sebaliknya semakin rendah kualitas sistem pendidikan suatu negara maka negara tersebut akan terbelakang.

Peringkat pendidikan negara-negara di dunia yang dipublikasikan World Population Review pada tahun 2021, dilaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-54 dari 78 negara di dunia. Bahkan di kawasan Asia Tenggara saja, peringkat Indonesia masih berada di bawah Singapura (peringkat 21), Malaysia (peringkat 38) dan Thailand (peringkat 46).

Bila ditilik lebih jauh, khususnya di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal), peringkat kualitas atau mutu pendidikan masih rendah, dan hal ini menjadi keprihatinan tersendiri.

Untuk Provinsi Maluku sendiri, paling tidak selama beberapa tahun terakhir, hingga tahun 2022. Peringat kualitas/mutu pendidikan di maluku berada pada peringkat ke 32 dari 34 dari provinsi di Indonesia. Dengan kata lain, berada pada peringkat ke 3 provinsi yang memiliki kualitas pendidikan terendah.

Dilansir dari pemberitaan kata data, menyebutkan hanya 7% Penduduk Maluku Berpendidikan hingga Perguruan Tinggi. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mencatat jumlah penduduk Maluku sebanyak 1,88 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, hanya 140,05 ribu jiwa (7,47%) penduduk di provinsi tersebut yang berpendidikan hingga jenjang perguruan tinggi atau universitas.

Sehingga persoalan peningkatan kualitas pendidikan di provinsi Maluku menjadi catatan penting dan menjadi prioritas seperti halnya secara nasional, yang terus diupayakan oleh pemerintah daerah, lembaga pendidikan tinggi,  pemerhati pendidikan bahkan masyarakat di provinsi kepulauan ini.

Di sisi lain, karena rendahnya faktor penunjang lainnya yang rendah, terutama masalah kemiskinan. Jika dilihat lebih lanjut laporan BPS, Provinsi Maluku, selama lebih dari sepuluh tahun terakhir berada pada peringkat ke 3 atau 4 hingga tahun 2022. 

Berperan penting di dalam membentuk atau mempengaruhi Mindset atau sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yang dapat mempengaruhi perilaku dan sifat seseorang dalam menghadapi situasi dalam hidup, turut mempengaruhi siswa setelah lulus berbagai jenjang pendidikan.

Kondisi ini dapat dilihat di daerah Leihitu Barat, Maluku, dimana pendidikan seringkali terhambat oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah mindset siswa setelah lulus sekolah yang lebih memilih untuk menjadi nelayan daripada melanjutkan pendidikan atau mengejar pekerjaan lainnya.

globalsumut.com
globalsumut.com

Leihitu Barat merupakan daerah yang mayoritas penduduknya bergantung pada sektor perikanan sebagai sumber mata pencaharian. Hal ini membuat banyak siswa yang lulus sekolah menengah atas memilih untuk langsung menjadi nelayan, mengikuti jejak orang tua dan keluarga mereka. Mereka percaya bahwa menjadi nelayan akan lebih menguntungkan secara finansial dan memberikan kebebasan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kepala SMP Negeri 85 Maluku Tengah, Ibu Syane Ariance Tehupeory mengatakan bahwa sebagian besar siswa SMP di Laeihitu Barat jika tidak lanjut SMA, mereka lebih memilih mengail membantu orang tua menjadi nelayan. Begitupula siswa SMA yang sudah lulus lebih memilih menjadi nelayan daripada melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Alasannya adalah karena arahan dari orangtua dan ekonomi keluarga.

Aktivitas Belajar setelah Ujian Akhir Semester SMPN 85 Malteng didominasi siswi (Sumber: dokumen pribadi)
Aktivitas Belajar setelah Ujian Akhir Semester SMPN 85 Malteng didominasi siswi (Sumber: dokumen pribadi)

Meskipun menjadi nelayan memiliki kelebihan dan keunggulan tersendiri, terutama dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan kehidupan masyarakat pesisir, keputusan ini juga berdampak signifikan pada pendidikan di daerah tersebut. Minat yang rendah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat mengakibatkan kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas dan terdidik di Leihitu Barat.

Pendidikan yang terhambat ini akan berdampak pada perkembangan daerah, karena para lulusan sekolah yang memilih menjadi nelayan tidak memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang cukup untuk menghadapi tantangan di era globalisasi. Hal ini juga mempengaruhi kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan, karena mereka akan kesulitan untuk bersaing dengan daerah lain yang memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

 

Kegiatan Asistensi Mengajar Unpatti (Sumber: Dokumen Pribadi)
Kegiatan Asistensi Mengajar Unpatti (Sumber: Dokumen Pribadi)


Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan pemangku kepentingan harus bekerja sama dalam mengubah mindset siswa dan masyarakat. Pendidikan harus dipromosikan sebagai investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, para siswa perlu diberikan informasi dan dukungan yang memadai mengenai peluang karier dan pendidikan yang lebih baik di luar sektor perikanan.

Sekalipun upaya tersebut telah dipetakan untuk diarahkan. Namun Miris rasanya, siapa yang menyangka, Maluku yang kaya dengan sumber daya alam baik laut maupun darat yang berlimpah, malah mengalami keterpurukan dalam kemiskinan dan masalah kualitas pendidikan. 

Ke depan dapat saja tidak lagi menjadi tuan/pemilik di tanah kelahirannya sendiri menghadapi masa depan yang semakin maju dan tingginya kompetisi memperoleh peluang dalam lapangan kerja demi kelangsungan hidup yang lebih baik.

Kegiatan Asistensi Mengajar Unpatti (Sumber: Dokumen Pribadi)
Kegiatan Asistensi Mengajar Unpatti (Sumber: Dokumen Pribadi)

Semoga, kedepan upaya kami sebagai pendidik bersama pemerintah dan seluruh komponen masyarakat, secara bersama-sama meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.

Kegiatan Asistensi Mengajar Unpatti (Sumber: Dokumen Pribadi)
Kegiatan Asistensi Mengajar Unpatti (Sumber: Dokumen Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun