Mohon tunggu...
Widuri Melati
Widuri Melati Mohon Tunggu... Penulis - BMI

Widuri Melati Penulis Cerpen Perawat Lansia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rumit

9 Mei 2019   18:49 Diperbarui: 9 Mei 2019   19:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak ibu lagi jatuh cinta toh!" ledek ibuku.

"Bu! Boleh nggak?" aku kembali bertanya. 

"Memang hubungan itu ya harus setia, Nak. Makanya ibu nggak mau menikah lagi, dasar utamanya karena setia." 

"Tapi, kalau dia tidak pasti?" aku bertanya lagi. 

"Lepas!" ibu menjawab singkat. 

Aku melirik jam dinding, waktu sudah menunjukan pukul 17:00 WIB. Biasanya jam segini dia menghubungi aku. Sayang, mulut laki-laki memang persis kapas yang tercelup air. Berat, tapi merembes. Apa yang mau dan bisa disaring, janji-janjinya saja bak badan belut licin. 

"Kenapa laki-laki itu pandai berjanji, pandai pula mengingkari, Bu?" 

Ibu tersenyum, membelai rambut panjangku.

"Nak, tidak semua laki-laki itu sama. Bahkan terkadang laki-laki pun adalah korban."

"Korban apa, Bu?" 

"Kadang mereka pun adalah korban janji dari para perempuan. Hanya bedanya sebangsa kaum mereka itu lebih suka diam. Lain dengan perempuan!" Ibu menjelaskan padaku dengan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun