Oleh: Widuri Melati
Seorang perempuan berusia sekitar 18 tahun, dengan rok pendek, dan buah dada terbuka tengah asik menghisap rokok dengan sambil berdiri. Di sebelahnya juga berdiri seorang perempuan yang terlihat nampak lebih tua, juga tengah menghabiskan sebatang rokok yang baru saja dia nyalakan.
Dari kejauhan aku hanya memandang mereka berdua. Iya, pernah bilang merekalah neraka sebenarnya. Sebab mereka moral rusak, sebab mereka suami-suami tak lantas pulang, juga sebab mereka pula uang gaji para suami tak sampai ke tangan istri dengan utuh.
Kalian tahu sebenarnya mereka pun tak memiliki cita-cita menjadi seorang Pelacur. Menjajakan diri demi selembar rupiah. Kalian pikir hidup tanpa cinta itu enak? Sebab yang aku paham di manapun tidak akan pernah ada wanita yang memiliki cita-cita menjadi seorang Pelacur.
"Malam ini ada bookingan nggak, Mel?"Â
Aku tersenyum tipis seraya menenggak segelas minuman berjenis Baileys, atau Baileys Irish Cream. Adalah minuman beralkohol yang dibuat dari wiski Irlandia, cream, gula dan kakao. Komposisi dari cream segar dalam Baileys adalah sebesar 50%. Minuman ini tak memabukkan, rasanya hampir sama seperti kopi dan susu, dengan harum cokelat yang menyengat. Namun tetap dengan alkohol yang rasanya tak hilang di tenggorokan.
Setiap malam aku duduk di sini, mengawasi mereka dari kejauhan. Apa aku juga mantan seorang Pelacur? Iya, jelas. Sebelum mereka menjajakan diri aku sudah terlebih dahulu merasakan jatuh bangunnya hidup menjual diri.Â
"Kasihan ya, Alexa!" bisik seorang perempuan di belakang tempat dudukku.
"Katanya dia punya hutang sampai 40 juta ke Bosnya!" sambungnya lagi.
"Terus gimana sekarang dia?" tanya balik perempuan sebelahnya.
Kedua perempuan tersebut kemudian menengok kiri dan kanan, seraya menarik lengan perempuan yang satunya, dan membisiki telinga perempuan berbaju merah menyala.Â