Mohon tunggu...
Widuri Melati
Widuri Melati Mohon Tunggu... Penulis - BMI

Widuri Melati Penulis Cerpen Perawat Lansia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Senyum Seorang Perempuan

27 April 2019   15:59 Diperbarui: 29 April 2019   17:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada!" jawabnya singkat dan pelan.

"Sabar itu apa si, Mbak?" aku kembali bertanya.

Mbak Herlin menengok kiri dan kanan, lalu menggeser duduknya ke arah aku. Mungkin agar lebih dekat, dan kita bisa saling memahami dialog percakapan di tengah ratusan para buruh migran yang duduk di aula stasiun.

"Sabar itu iman!" jawab mbak Herlin dengan senyum merekah.

"Iman?"

"Iya, iman. Sebab hanya imanlah yang sanggup menguatkan sabar manusia." Masih dengan tersenyum.

"Jadi kalau aku mengeluh, terus bilang capek. Aku sudah enggak punya iman ya mbak?"

"Lina, kamu tahu pasir?" mbak Herlin mengelus pundakku.

Aku hanya menganggukkan kepala pelan.

"Kita hidup itu ibarat pasir yang digenggam erat, dan kuat. Semakin kamu menggenggamnya erat, pasir-pasir itu akan keluar dari cela jari-jari kita. Dan akhirnya tidak akan ada satu pun yang tersisa. Mungkin seperti itulah perumpamaan ego manusia, semakin dia kuat dengan harapan, maka dia akan menemukan rasa lelah. Sebab di kehidupan ini hanya rasa lelahlah yang paling dekat dengan putus asa." mbak Herlin mendekap pundakku layaknya seorang anak yang amat dia cintai.

Mataku basah, dan aku memilih menundukkan kepala dalam-dalam. Aku selalu berharap apa pun yang terjadi, sebesar apa pun ujian yang Allah beri. Aku selalu berharap tetap diberikan iman yang kuat di dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun