"Masa'..." nadaku heran
Agus menimpali,"wah, enak mas. Kita bisa ke Gili Trawangan. Gak nyangka kita ke Gili Trawangan."
"Wah, beruntung kita. Milih Speed Boat. Setidaknya kita traveling. Hahaha..." aku berpendapat.
Agus mengatakan lagi "wah, kita gak nyesel pilih speed boat Mas. Ya minimal kita gak rugi lah. Mau pulang ini. "
Dari seberang Dermaga Kayu di Pelabuhan Bangsal, aku melihat seorang petugas pengawas keselamatan pelayaran mendekati speed boat. Kemudian dia langsung naik ke atas anjungan speed boat untuk penghitungan jumlah penumpang. Sepintas ku lihat dia membawa alat hitung yang biasa digunakan oleh pramugari. Memang, untuk penumpang yang naik di speed boat ini kalangan eksklusif. Bagaimana tidak eksklusif? Jumlah penumpang sekitar 110 Penumpang (mulai dari Pelabuhan Bangsal, Gili Trawangan, Gili Air, dan kembali lagi ke Pelabuhan Bangsal-red), kira-kira 95% berasal penumpang turis wisman. Sisanya orang lokal saja termasuk kami bertiga.
Singkat saja sekembalinya di Pelabuhan Bangsal, speed boat mengarah ke selatan. Itu artinya menuju ke arah Pelabuhan Serangan. Kami bertiga tetap di ruang penumpang di atas anjungan sembari menikmati perjalanan ini. aku tidak tahu pasti berapa kecepatan rata-rata speed boat ini. Â Aku dapat mengetahuinya dengan waktu keberangkatan kedua dari Pelabuhan Bangsal pada pukul 09.30 dan tiba di Pelabuhan Serangan pada pukul 11.35, dengan jarak antar pelabuhan tersebut sejauh 54,45 Mil Laut (atau dikonversikan sama dengan 101 Km).
Pesawat = Waktu Check In + Waktu Tunggu Take-Off + Nunggu Pengambilan Bagasi