Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Presiden Jokowi Konsisten seperti Dulu, Mungkin Masalah Kudeta Moeldoko Tidak Akan Serumit Ini

10 Maret 2021   14:57 Diperbarui: 13 Maret 2021   13:44 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak polah bopo kepradah,"

Begitulah orang Jawa bilang. Anak berulah, Sang Bapak kena getahnya. Hal itu sepertinya menimpa Presiden Jokowi saat ini. Ia terbawa-bawa karena ulah Sang Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) yang mengkudeta partai.

Kisruh dualisme partai memang bukan barang baru di pusaran politik tanah air, tetapi Kudeta Demokrat oleh Moeldoko merupakan sesuatu yang berbeda dan menghebohkan dari sebelumnya. Pasalnya, kudeta ini dilakukan oleh orang di luar Kader Partai dan berposisi sebagai Kepala KSP.

Memang pada awal geger Kudeta Demokrat mencuat Moeldoko sudah berseru bahwa kudeta ini tentang dirinya, jangan sekali-kali mengganggu Presiden Jokowi. Tetapi posisinya sebagai Kepala KSP mau tidak mau akhirnya menyeret nama Sang Mantan Gubernur DKI.

AHY-Moeldoko (Sumber: pikiran-rakyat.com)
AHY-Moeldoko (Sumber: pikiran-rakyat.com)

Istana pun menerima gencaran tudingan dan tuntutan. Misalnya mulai dari Politikus Demokrat Andi Malaraeng yang menuding Moeldoko mendapat izin Jokowi sampai Wasekjen Gerindra Kawendra Lukistian yang menyarankan Presiden Jokowi untuk memecat Sang Kepala KSP. Bahkan Ketua Relawan Jokowi Baranusa yang juga menuntut RI 1 untuk memecat Sang Mantan Panglima TNI.

Presiden Jokowi pastinya sedang dipersimpangan. Tetap mempertahankan Moeldoko, atau memberhentikannya. Dua-duanya tentu tak mudah. Ada dampak politis yang jelas akan mengikuti.

Tetapi sebetulnya, jika Presiden Jokowi konsisten dalam menerapkan kebijakannya dalam menyikapi dobel jabatan, masalah Kudeta Demokrat oleh Jenderal Moeldoko tidak bakal serumit ini.

Ketika terpilih menjadi Presiden pada tahun 2014 dulu, Sang Mantan Wali Kota Solo pernah menerapkan kebijakan yang cukup tegas, anggota kabinet tidak boleh merangkap jabatan dalam partai politik.

3 Menteri Ketum Partai (Sumber: tribunnews.com)
3 Menteri Ketum Partai (Sumber: tribunnews.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun