Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah Tahu? Ternyata Inilah Tokoh Pencetus Nama "Indonesia" yang Sekarang Jadi Negara Kita

18 November 2020   02:08 Diperbarui: 18 November 2020   08:52 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JR Logan (Sumber: republika.co.id)

17 Agustus 1945. Di penghujung Perang Dunia II jajaran pulau di Asia Tenggara membuat gempar dunia internasional. Setelah sekitar 300 tahun dalam jajahan VOC dan atau Belanda, 3,5 tahun oleh Jepang, pada wilayah yang terkenal akan kesuburan dan rempah - rempah itu lahir negara baru bernama Indonesia.

Itulah Indonesia, negara yang lahir pertama setelah perang dunia II. Adalah dua tokoh yang membacakan deklarasi atau proklamasi kemerdekaan bangsa itu, yakni Soekarno dan Mohammad Hatta.

Lahirnya Indonesia pada saat itu sama sekali bukan partai penggembira di pentas dunia. Konferensi Bandung pada tahun 1955 yang diinsiasi oleh Sukarno dan Indonesia menginspirasi banyak negara untuk merdeka.

Walau baru merdeka, Indonesia sekitar tahun 1960 an juga disebut-sebut sebagai negara dengan kekuatan militer terkuat di belahan dunia selatan. Bahkan konon Australia berada di bawah kita.

Lalu ada pertanyaan menggelitik dan mungkin juga belum diketahui oleh semua orang, dari manakah asal-usul nama negara Indonesia tersebut? Siapakah yang pertama kali mencetuskannya?

Orang-orang China dulu menyebut wilayah yang sekarang Indonesia dengan Nan Hai, artinya Kepulauan Laut Selatan. Sedang orang India menyebut sebagai Dwipantara atau Dvipantara, artinya Kepulauan Tanah Seberang. Orang Arab menyebutnya Jazair Al Jawi atau Kepulauan Jawa.

Sedangkan untuk menamai kepulauan itu, di zaman Majapahit pernah dijumpai istilah Nusantara. Mahapatih Majapahit yang kesohor, Gajah Mada, dalam sumpah yang terkenal dengan sumpah palapa pernah menyebut Nusantara. Nusantara dalam sumpah ini adalah merujuk pulau-pulau yang di luar pulau Jawa.

Sedangkan orang-orang Belanda yang pertama kali mendarat di Banten Tahun 1596, menyebut daerah kita sebagai Oost - Indische, atau Hindia Timur. Berangsur-angsur nama itu berubah menjadi Nederlandsch-Indie atau Hindia Belanda.

Lalu kapan nama Indonesia itu muncul, dan dari mana asalnya?

Dilansir Indonesia.go.id, 20 Desember 2019, orang yang pertama kali memunculkan istilah Indonesia adalah George Samuel Windsor Earl, ahli etnologi berkebangsaan Inggris. Earl menulis artikel pada The Journal of The Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) Vol IV tahun 1850 mengusulkan dua nama untuk penduduk di Kepulauan Hindia atau Indian Archipelago yakni Indu-nesians dan Malayu-nesians.

Earl kemudian lebih memilih Malayu-nesians karena untuk menghargai orang-orang Melayu yang sudah menjelajah kepulauan yang dimaksud sebelum orang-orang Eropa.

Sedang ahli etnologi yang juga editor JIAEA, James Richardson Logan, pada jurnal yang sama lebih memilih nama Indu-nesia, dengan u diganti o menjadi Indonesia. Indonesia atau Indu-nesia berasal dari dua kata yakni Indu yang berarti India dan Nesia dari bahasa Yunani nesos yang berarti pulau. Jadi Indunesia atau Indonesia adalah istilah yang bermakna sama dengan Indian Archipelago atau Kepulauan Hindia.

Dalam pandangan Logan, wilayah The Wole Indian Region berupa keseluruhan daratan yang dipisahkan oleh Teluk Bengala. Jadi bagian barat teluk Bengala dan bagian timur teluk bengala yang masih dalam pengaruh India juga bagian dari The Whole Indian Region ini. Oleh karena itu Logan mengusulkan nama India, Ultraindia, atau Transindia dan Indonesia.

Nama Indonesia kemudian mulai lazim dipakai dalam ranah keilmuan setelah ahli etnologi asal Jerman, Adolf Bastian, pada tahun 1884 menerbitkan karya berjudul Indonesien oder de Inseln des malayischen Archipels. Indonesie disebutkan untuk menyebut wilayah geografis kepulauan nusantara.

Para ilmuwan sejak Adolf Bastian menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut fakta geografis. Kemudian orang-orang pribumi nusantara terpelajarlah yang memakainya untuk identitas dan perjuangan melawan penjajahan.

Sejak tahun 1922 nama Indonesia secara politik dipakai oleh Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini awalnya dibentuk pada tahun 1908 di Belanda dengan nama Indische Vereeniging, atas prakarsa Sutan Kasajangan Soripada dan RM Noto Soeroto dengan tujuan klub belajar.

Pada tahun 1913 ketika Soewardi Soerjoningrat (Ki Hajar Dewantara) dan Tjipto Mangoenkoesoema bergabung dengan Indische Vereeniging, mulailah organisasi itu mendiskusikan tentang masa depan Indonesia dan aktif di ranah politik.

Pada tahun 1922 Indische Vereniging menjadi Indonesische Vereeniging. Tiga tahun kemudian Indonesische Vereeniging meninggalkan bahasa Belanda sama sekali dan menjadi Perhimpunan Indonesia.

Perhimpunan Indonesia merupakan pelopor gerakan nasionalis Indonesia yang memakai istilah Indonesia pertama kali dalam namanya. Gerakan ini mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Saat perhimpunan Indonesia ini kembali ke tanah air, mereka kemudian aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1928 nama Indonesia dipakai dalam Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda adalah hasil Kongres Pemuda II yang menghasilkan tiga poin keputusan yakni putra-putri Indonesia mengaku bertanah air satu Indonesia, berbangsa satu Indonesia dan berbahasa persatuan Indonesia.

Dan perjuangan panjang itu akhirnya menemui hasil manisnya pada 17 Agustus 1945 ketika Bung Karno dan Bung Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Lahirlah bangsa dan negara Indonesia.

Begitulah lika-liku Indonesia sehingga menjadi identitas bangsa dan akhirnya menjadi negara seperti sekarang ini. Ada perjuangan panjang dan pengorbanan luar biasa dibalik namanya. Mari kita jaga bersama untuk selamanya...I]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun