Mohon tunggu...
Widodo SPsi
Widodo SPsi Mohon Tunggu... Auditor - Pimpinan Redaksi JST-NEWS

Alif Lam Lam Ha, sebagai suatu peristiwa yang terjadi di mindset kemuliaan dalam pencarian yang sudah kuat dengan ketaatan menjalani kehidupan, amanah memegang pada kebulatan tekad/rasa, jiwa di prosesi aliran darah secara khusus untuk bersama memahami, mengisi, tanpa egoisme di nasehat SAN Penulis/Jurnalis Pers dengan keridhoan Allah SWT dan kekasih yang tujuan utamanya telah berproses manusia yang benar-benar, sungguh - sungguh jalani ketarekotan suatu hati fokus membentuk sederhana konkrit dan mengimani cinta tetap tulus memutuskan dunia, mengejar akhirat diutamakan khusus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepo di Dunia Manusia Signifikan Kondisi

2 Oktober 2024   22:35 Diperbarui: 2 Oktober 2024   23:42 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahiriyah digunakan untuk berpikir dalam tindakan, situasi, dalam kajian masing-masing mengenal keilmuan secara periodik tanpa negatif berpikir.

Zaman di tahun akhir 2024, saat ini kehidupan masyarakat banyak "kepo" , jahiliyah di peristiwa saudi arabia terkadang masih dipakai di cara konseptual pada phase kekikiran tentang pemikiran di 17 abad lalu.

Jadi kalimat resensi nya yang buat manusia jadi kepo, yaitu karena dirinya tak mengenal dunia dari masa ke masa, coba lihat kecil. Hidup manusia kecil diwaktu dilahirkan.

Pertama nangis,

Bayi kecil yang dilahirkan cukup lama sudah menahan perih karena bathiniyah nya didorong di kehidupan dunia.

Saat di bentuk nya, secara syare'at di hadirkan untuk belum mau memenuhi kebutuhan prasangka sejarah tentang dia hidup.

Makanya, jangan pada kepo - kesendirian maksud nama dari hal kepo bisa jadi dirinya tak memiliki jiwa yang tak selaras.

Perasaan yang dapat di imajinasi kan dalam hal kepo, satu demi kehadiran pemikiran antara sinkronisasi diri tak seimbang.

Untuk peliputan kali ini dalam kajian kepo, berasal dari kata "kecaman pemikiran orang." sementara itu orang yang kepo tidak akan pernah tertitip ilmu tirakat nya masih di golongan bagian mengambang dalam arti lain sikap ingin tahu lebih ( tentang : urusan orang lain)

Hai sobat pembaca media kompasiana dimana pun berada, yuk kita kepo-kepoan bilamana sang kepo duduk dan merenungi siapa gerangan yang di buat kepo?

Kedua dirinya,

Cek terlebih dahulu diri kita masing-masing sebelum mengenal kopi itu pahit atau manis, jika abad manusia jawa mengkaji dunia kepo. Sama saja dengan tak berbatas cara berpikir jernih dan serarah bahkan jatuh-menjatuhkan kepentingan diatas golongan pada kehidupan.

Ketiga pengendalian kepo,

Apa saja sich . . . Manusia agar tidak kepo? Yang tadi di ulas diatas bisa dijadikan cermin diri mengenal adanya proses ilmu pengetahuan tentang - ketuhanan yang maha esa.

Demikian berita terupdate kami di publish secara informal maupun non formal untuk menciptakan satu peristiwa kepo jangan saling berebut tempat kondisi jadi lebih tak berpetuah.

Semoga yang sakit tentang kepo, bangkit dalam keseharian hidup menjadi sejahtera. Ataupun, sebaliknya kepo bisa hilang di masyarakat setempat (tidak mengurus tentang hidup orang lain).

Salam saji hari-hari esok lebih indah dan nyaman, semampu kita semua sobat kompasiana tak jadikan dunia kepo diberbagai daerah dilahirkan untuk mencapai tujuan pada etos diri sendiri terbit tak berbatas, untuk pikiran mulia sesama.

"Tersenyum Sayang Karena Rindu"

Tembusan : 

* Ternyata Rokok GEMOY masuk di trend center usaha di Indonesia (booming back to president 8 - Jend.H.Prabowo Subianto 

Hakcipta.2024/2/10/Jakarta/Wid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun