Kabut Jadi KADUT, ini perumpamaan yang menentukan penentangan seseorang dalam jiwa.Â
bagaimana jiwa itu bisa melayang, melayani, hingga mengakhiri kehidupan tanpa perlu basa-basi di tingkat utak-atik frasa sampai menutup diri diam "membungkam pesuruh tanpa harus merelakan kepergian".
Hai sobat netizens kompasiana dimana pun berada, sampai pelosok hati digegas sang rindu yang berkilau cara papasan merangkul dan terlempatkan bagaikan kabut terselimuti membungkus rapat - siapakah gerangan?
semoga saja pemerhati pemerintahan Republik Indonesia - gak jadi KADUT.
ini bukan hanya sekedar jatuh, bahkan panik loh sobat pecinta pembaca media kompasiana di tanah air.Â
Air yang putih bisa saja keruh dilukai sampai titik temu nya berlubang tanpa kata perasaan timbul akibat (berkecil jiwa, luka membuat paku terketuk sakit), wow . . . ada luka ternyata?Â
Pembiasan masalah bisa menjadi inspirasi bagi dunia penghitam produk awal terapan mengolah sumber data valid jadi terkesan KADUT.
sobat netizens kompasiana pasti maksud dong . . . !Â
Tentang kadut itu apa? bisa jadi hewan, peliharaan sang para penyembunyi waktu yang tentunya mengandung bahan-bahan kehidupan ada di air.
ketika menutup mata kalian, Si KADUT ini bertanya kegelisahan, kepastian, tanpa melangkah nya lamban atau dijegal akan kepenatan bosan dihukum sebuah "time", coba menegaskan kepribadian si-Kadut tersebut apa jadinya sob.
Yang ada tarekot kalian terus menyelami cara kredit segala sesuatu dibuat tak bertuan di tutur.
Sakit bukan??? jawaban di kehendaki oleh Tuhan Yang Maha Esa.Â
dia, kamu, aku, pasti nya - gak terlebih dulu tutupin bungkus hadiah sobat netizens.
Upsss, jangan sampai tertidur baca kesibukan kalian loh! dikirain berjemur bagai gudang lembah kekalutan mentalis jadi gak terpikir resmi tersirat (bahkan : lupa lup lup).
Si Kadut pada dasar inti perlu rendaman datar atau sebaliknya dari kehidupan sederhana ternyata nyaman.Â
Karena, Kadut itu lah diri manusia mengenali kenikmatan penyelaman seharian penuh tanpa jalan pulang dia tertinggal; tetaplah tersenyum.
Akhirnya episode terakhir berkata : before love is hearing not liety
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H