Namun mengapa Gaby pada saat itu gelisah ?Â
Hati Gaby berdebar-debar karena saya tidak meminum air putih yang telah disiapkan olehnya. Perlahan -- lahan hati Gaby mulai dirasuki perasaan sedih dan mungkin kecewa. Biasanya saya selalu minum air putih itu dengan senang, namun hari ini air minum tetap utuh.Â
Mungkin Gaby menyangka hal yang tidak -- tidak. Jangan -- jangan saya akan marah jika tahu Gaby yang menyiapkan air minum itu. Atau Gaby merasa sedih jika saya merasa kurang nyaman karena air minum itu telah disiapkan oleh seorang murid nakal sepertinya. Hati Gaby terlihat makin sedih dan kecewa.
Kenakalan yang pernah dilakukannya Gaby saat  ngeprank saya pada waktu saya ajari gerakkan tangat memutar bendera dum band.
" Pak,... gak bisa... ! " Teriak Gaby.
" Gini loh...., tangan kiri memegang bagian tengah tongkat bendera, tangan kanan ujung tongkat, lalu diputar seperti ini. " jawabku sembari mempraktikan Gerakan tongkat bendera.Â
Gaby bukannya melihat tongkat dan Gerakan tangan. Pandangan matanya malah tertutu ke  wajahku. Hatiku malah berpikiran aneh. Apakah Gaby suka padaku yah? Ah tidaklah. Memangnya film sinetron ? Tapi jika dipikir -- pikir ada kemungkinan  kecil Gaby menyukai gurunya sepertiku.
Akhirnya bel sekolah berbunyi. Tanda kebebasan bagi semua murid karena pelajaran telah selesai. Saya pun mengakhiri pelajaran dengan berdoa  bersama dipimpin oleh ketua kelas. Anak-anak ke laur kelas secara urut. Dimulai dari anak-anak yang duduknya paling rapi.Â
Gaby sengaja duduk tidak rapi, mungkin ada unsur kesengajaan biar pulang paling belakang. Atau sengaja buat cari perhatian dari keisengannya.Â
Giliran barisan bangku Gaby untuk ke luar kelas. Gaby berjalan sedih. Hatinya benar-benar sedih. Terlihat dari raut wajahnya yang berubah masam. Ia berpikir jangan -- jangan saya sudah tahu jika yang selalu menyiapkan air putih itu adalah Gaby dan ia berpikir akan dimarahinya.
" Gaby...!"