Pengorbanan JojoÂ
Oleh: Widodo, S.Pd.Â
"Braaakkkk......." aku terjatuh. Kakakku segera bergegas ke luar.
" Astaga ... Ren... punya hobi kok jatuh," canda kakakku ketus.Â
" Haadddeeeeuhhhhh, kok hobi sih, Kak, ... sakit nih..." jawabku sambil menahan sakit karena menabrak pagar. Â
Malu rasanya, belum juga sembuh kakiku karena jatuh keseleo pada saat pelatihan sebagai pelatih penari balet yang cukup terkenal se Dusun Gelam Jaya ini, eh sekarang ditambah lagi sakit kepentok pagar rumah, eehmm. Â
" Kamu duduk di sini, aku akan mengambilkan kopi dan sarapan, aku tahu kamu pasti belum sarapan," kata kakakku sambal memapahku duduk di kursi panjang di ruang tamu.Â
" Maaf ya Kak, aku jadi merepotkan, tadinya aku mau ke tempat ibu kasih uang buat bayaran Kakak Puput, tapi kakiku agak kram tadi kupaksakan berjalan mampir ke sini" kataku sambil mengurut kaki yang terlihat bengkak.Â
" Nggak apa-apa Ren, kayak sama siapa aja sih, kalau kamu sakit entar siapa dong yang antar-antar aku ke acara arisan keluarga" jawab kakakku sembari menyiapkan sepiring nasi uduk, secangkir kopi dan air putih hangat untukku.Â
" Istirahat saja dahulu di sini, nanti minta tolong Kakak Puput ke sini jemput kamu dan mengurut kakimu biar lekas sembuh. Oh iya bagaimana dengan Jojo, pacar kamu ?" tanya kakakku.
Sambil menikmati sarapan hangat, aku Rena anak pertama dari 5 bersaudara, memulai bercerita tantang Jojo pacarku kepada Rubiyati, Kakak Sepupuku dengan penuh semangat.