Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengantuk

17 April 2024   22:10 Diperbarui: 17 April 2024   22:17 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Menurut cas cis cus tetangganya, suami dari perempuan itu umunrnya tidak panjang, selalu meninggal dunia setelah beberapa bulan menikah dengannya, " kata sahabat saya.

" Apakah sobat berani untuk menikahinya ?" pertanyaan sahabat saya kemudian.

" Oh, tentu, saya berani." jawab saya meyakinkan.

" Kalau begitu saya akan mediasi untuk berkenalan dengan perempuan itu," kata sahabatku Santos.

Benar, tidak lama kemudian kami berpacaran dengan perempuan itu, setelah suaminya meninggal dunia untuk keenam kalinya. Perempuan itu bernama Marsih.

" Mas Basuki, bila Mas mau menikahi saya, belajarlah tentang tokoh malaikat Rafael dan setan Asmodeus," pinta Marsih kepada saya.

" Baik, saya akan membaca dan mempelajari  seluruh kitab Tobit," jawabku kepada Marsih.

Mirip sekali isi kitab itu dengan kisah cinta saya terhadap Marsih. Cinta saya pada Marsih harus berhadapan dengan setan penunggu Marsih. Setiap malam saya mengadakan tirakatan, melawan serangan kantuk yang berat untuk kemudian mengusir setan penunggu Marsih yang hendak membawa korban meninggal dunia bagi para suami bahkan calon suaminya. Setiap  tidur malam, tanpa sadar saya dipindahkan tidurnya ke kamar lain, di lantai, bahkan pernah tidur di depan pintu. Sejak saat itu saya menyadari ada hal yang kurang beres. Berkat Tuhan dan kegigihan saya memiliki niat kebal terhadap serangan kantuk, al hasil saya berhasil menikahi Marsih dengan selamat dan berhasil mengusir setan dalam nama Yesus dan perlindungan malaikat Rafael.

                                                  -***-

             

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun