Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengantuk

17 April 2024   22:10 Diperbarui: 17 April 2024   22:17 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Oh, baru kali ini ada seorang murid yang meminta ilmu kebal dari serangan kantuk, di zaman ini," kata sang guru.

Sesuai anjuran sang guru padepokan, saya dilarang mengendarai sepeda motor. Hanya boleh naik bus atau angkutan kota. Mulai saat itu saya terbiasa naik bus sekalipun harus bangun lebih pagi buta lagi dari hari-hari sebelumnya. Ada hal yang menyenangkan pada saat naik bus yaitu bisa beridiri berdesak-desakan dengen penumpang lain yang kebanyakan kaum perempuan. Uji nyali bagi saya yang selama ini takut macam-macam dengan perempuan.

" Eh, kita sudah lama sama-sama menanti bus di sini, tapi kita kok tidak pernah ngobrol." kata saya kepada salah seorang perempuan cantik, dengan nada gemetar.

Setiap kali saya tegur, dia diam saja.

" Eh, kalau boleh tahu, Mbak kerja di mana sih ?" Tanya saya lagi. Seperti biasanya pertanyaan seperti ini tidak dijawabnya.

" Eh, jika boleh tahu, di manakah sebenarnya rumah Mbak ini ? Setiap pagi Mbak selalu menunggu bus di sini sama-sama saya, tapi kok saya belum tahu rumahnya," tanyaku kepadanya untuk kesekian kalinya.

Seperti biasanya, perempuan itu diam saja.  Pengalaman saya didiamkan akhirnya saya perhitungkan. Dia akan diam, diam terus. Cara baik-baik, sopan, tidak berhasil. Apakah saya akan menggunkan cara yang lain, cara yang tidak senonoh. Oh, tidak. Saya kan sudah punya ajian kuat melek, melawan kantuk. Saya akan bawa dalam doa yang khusuk setiap malam. Selain rajin membaca buku motivasi, berkomunikasi, dan cara mendapatkan pasangan hidup.

Perempuan itu memang cantik. Seandainya tidak cantik pun saya tetap tertarik padanya. Apalagi dia memang cantik. Umurnya belum ada dua puluh lima tahun, tubuhnya langsing dan menarik sekali. Maka saya perjuangkan untuk mendapatkan cintanya.

Selang beberapa waktu, baru saya mendapatkan informasi dari seorang sahabat bernama Santos, bahwa perempuan itu bekerja di suatu perusahaan.

" Ada dua hal, pertama ketika seorang wanita memiliki masalah dengan suaminya, dia tiba-tiba membenci semua pria. Hal kedua, ketika seorang wanita menjadi kaya, dia merasa seperti dia tidak membutuhkan pria, " kata sahabat saya Santos, menjelaskan seorang perempuan yang selalu saya temui setiap pagi. 

" Tetapi ada masalah apa ya perempuan itu ?" pertanyaan saya berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun